BANDUNG, KOMPAS.com — Menyusul mogok produksi di Sentra Kerajinan Tahu Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat, pedagang kedelai juga mengalami imbas dari berhentinya aktivitas para perajin tahu. Penjualan menyusut drastis hingga 90 persen.
Hal itu diakui Dani Talar, pemilik toko kedelai yang berada di dalam lingkungan Cibuntu, saat ditemui hari Rabu (25/7/2012). Pada hari itu, Cibuntu berhenti beraktivitas menyusul gerakan mogok produksi yang menjadi inisiatif dari Pusat Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia karena memprotes kenaikan harga kedelai yang membubung tinggi.
Dani mengatakan, penjualan kedelai merosot sejak gerakan mogok produksi diberlakukan. Setiap hari, dia bisa mengeluarkan 2 ton kedelai. Namun, hari ini saja dia hanya menjual 200 kilogram.
"Kemungkinan ada perajin yang membeli untuk menyimpan saja, sewaktu-waktu diproduksi bila keadaan memaksa," kata Dani.
Terlepas dari kondisi tersebut, Dani malah setuju dengan mogok produksi yang dilakukan para perajin. Dia mengatakan, keberadaan penjual kedelai tidak bisa dilepaskan dari peran perajin hingga pedagang tahu di pasaran. Lonjakan harga kedelai, ungkap Dani, membuat perajin kian terjepit karena keuntungan yang didapatkan kian menipis, sementara mereka tidak bisa seenaknya menaikkan harga karena pembeli akan menolaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.