Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Unair adalah Mahasiswa Ber-IP 3,44

Kompas.com - 19/07/2012, 17:26 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Pelaku yang diduga menjadi joki pada ujian masuk jalur mandiri (UMJM) Universitas Airlangga tidak lain adalah mahasiswa kampus ini sendiri. Mahasiswa berinisial MAH itu diketahui masih tercatat menjalani studi di jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST). (Baca: Tangani Joki "Kedokteran", Polisi Tunggu Pengumuman)

MAH merupakan penerima beasiswa Bidik Misi. Beasiswa ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa berprestasi yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selama kuliah, MAH dibebaskan dari seluruh biaya kuliah dan mendapatkan tunjangan sebesar Rp 600.000 per bulan.

"Setelah kita cek, MAH adalah mahasiswa Bidik Misi," ujar Wakil Dekan III FST Unair, Hery Purnabasuki, kepada Surya.

Tindakan MAH cukup disayangkan pihak fakultas. Mahasiswa asal Madiun ini diketahui cukup pintar dan mengantongi indeks prestasi (IP) yang terbilang tinggi, 3,44.

"Anaknya memang cenderung pendiam. Tapi pintar. Ini tugas kami di fakultas untuk menanamkan nilai dan karakter bagi mahasiswa baru ini," tambah Hery.

Tergiur bayaran Rp 8 juta

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti, apa yang mendorong MAH mau melakukan praktik perjokian ini. Diduga, karena faktor finansial. Ia disebutkan akan mendapatkan imbalan sebesar Rp 8 juta, jika calon mahasiswa yang dijoki diterima setelah pengumuman ujian mandiri Unair, hari ini. Dosen wali MAH di Fakultas Sains dan Teknologi Muji Harsini mengatakan, yang bersangkutan telah meminta maaf atas perbuatan yang dilakukannya.

"Dengan penuh penyesalan, MAH minta maaf kepada saya. Dia tidak tahu bagaimana masa depannya setelah ketahuan jadi joki. Hanya tergiur Rp 8 juta," kata Muji.

Menurut Muji, setelah diperiksa panitia PPMB dan Dekan FST, MAH langsung menemuinya dan menyatakan penyesalannya.

Saat mengerjakan ujian, MAH dibekali handphone khusus untuk mengirim jawaban. Setiap 10 soal terjawab,  langsung dikirim melalui handphone secara tersembunyi. Dia mengirimkan jawaban ini bukan ke calon mahasiswa yang menjadi "klien" atau yang dijoki, tetapi ke server (bandar). Server-lah yang menyebar jawaban ke klien.

MAH mengaku tidak tahu siapa yang menjadi kliennya. Mahasiswa Kimia ini hanya ditugasi mengerjakan mata ujian Tes Potensi Akademik (TPA).

"Saya menyesal dan tidak tahu bagaiamana memberi tahu keluarga," kata Muji, menirukan perkataan MAH.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com