Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Muda Sumbar Salah Maknai Tradisi "Balimau"

Kompas.com - 17/07/2012, 21:26 WIB

PADANG, KOMPAS.com--Sejumlah generasi muda di Sumatera Barat dinilai salah dalam memaknai tradisi "balimau" (mandi menyucikan diri) dalam menyambut Ramadhan.

"Makna ’balimau’ sudah bergesar dari tradisinya terkhusus kalangan generasi muda karena lebih banyak jadi ajang hura-hura, dari pada makna tradisi balimau tersebut," kata Ketua LKAAM Sumbar, Sayuti Datuk Rajo Pangulu di Padang, Selasa.

Menurut dia, tradisi "balimau" kerap terjadi perbuatan yang dinilai maksiat. Misalnya, ada yang menjadikan tradisi "balimau" sebagai ajang pacaran. Bahkan tak sedikit lelaki yang memelototi tubuh wanita yang lekuk tubuhnya terlihat jelas sebab badannya berbalut kain basah.

Tingkah laku sebagian orang itulah yang membuat tokoh agama di Minangkabau tidak merasa senang tradisi "balimau" kalangan generasi muda, sehingga menuding tradisi "balimau" lebih banyak mudharatnya daripada manfaat, katanya.

Makna dari tradisi "balimau" adalah untuk kebersihan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa.

Tradisi membersihkan diri ini, dilakukan masyarakat tradisional Minangkabau pada zaman dahulu. "Hendaknya diaplikasikan dengan membersihkan hati dan jiwa dengan cara mengguyur seluruh anggota tubuh atau keramas disertai dengan ritual yang memberikan kenyamanan dan efek batin serta kesiapan lahir batin ketika melaksanakan Ibadah puasa," kata  Sayuti Datuk Rajo Pangulu.

Dia mengatakan, "balimau" bukanlah adat, tapi merupakan tradisi masyarakat Minangkabau yang sudah ada sejak zaman Belanda.

"Dulu ’balimau’ lambang dari penyucian diri, sesuai dengan syarak dan adat. Kini, dalam praktiknya, karena pengaruh global tidak lagi sesuai syarak dan adat," katanya.

Menurut dia, prosesi "balimau" pada awalnya positif dan mendapat dukungan agama karena sebenarnya "balimau" pada awalnya tradisi itu, tidak saja dilakukan pada saat memasuki bulan puasa.

"Awalnya ’balimau’ itu tidak hanya dilakukan pada saat masuk bulan puasa. Tempatnya tidak di lakukan ditempat pemandian umum, tapi di tempat pemandian masing-masing dan bukan berpasang-pasangan," katanya.

Tradisi "balimau" sebenarnya adalah mengeratkan tali silaturrahim. Kemudian, menyucikan diri sejalan dengan ajaran agama Islam. "Islam itu sangat suka kebersihan dan kebersihan itu sebagian dari iman," kata  Sayuti Datuk Rajo Pangulu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com