Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelebaran Jalan Fatmawati Mulai Dilakukan

Kompas.com - 11/07/2012, 03:36 WIB

Jakarta, Kompas - Serangkaian pekerjaan pendahuluan untuk pembangunan mass rapid transit Jakarta mulai dilakukan. Jalan Fatmawati yang menjadi bagian dari koridor MRT mulai dilebarkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo menjelaskan, pelebaran jalan dilakukan sepanjang 1,7 kilometer. ”Kami lebarkan 1,5-2,5 meter di kedua sisi. Pelebaran dimulai dari simpang Jalan TB Simatupang hingga simpang Cipete,” kata Ery.

Pelebaran jalan ini sangat diperlukan untuk meminimalisasi dampak pembangunan mass rapid transit (MRT). ”Tidak hanya untuk kendaraan yang biasa melintas di Jalan Fatmawati, tetapi juga untuk pejalan kaki. Jadi jika MRT sudah beroperasi, pejalan kaki bisa tetap melintas di jalan ini dengan nyaman,” tutur Ery.

Untuk pelebaran jalan ini, Ery mengaku telah mendapat arahan dari Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) dan melakukan koordinasi dengan unit terkait, seperti dinas perhubungan serta dinas pertamanan dan pemakaman.

Sejalan dengan persiapan di lapangan, tender untuk pembangunan konstruksi MRT juga telah memasuki tahap final. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Wishnu Subagio Yusuf menjelaskan, apabila tender ini sudah selesai, penandatanganan kontrak dengan kontraktor pekerjaan sipil bisa segera dilakukan. ”Target kami, kontrak itu dilakukan pada akhir September atau awal Oktober 2012,” kata Wishnu.

Tahap I kontrak pembangunan akan dilakukan untuk pekerjaan bawah tanah sepanjang 6 kilometer, dari Sisingamangaraja-Bundaran Hotel Indonesia. Kontrak ini akan dibagi menjadi beberapa paket pekerjaan dan sudah mulai dikerjakan pada akhir 2012.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah menginstruksikan PT MRT Jakarta, selaku pengelola MRT, untuk tetap memegang target pengoperasian MRT pada akhir 2016. ”Pembangunan MRT ini merupakan upaya untuk mengurai kemacetan. Namun, itu bukan satu-satunya upaya. MRT akan lebih terasa manfaatnya jika digabungkan dengan optimalisasi layanan kereta api,” kata Fauzi.

Kerja sama dengan kereta api itu sangat diperlukan terutama untuk koridor Barat-Timur (Balaraja-Cikarang), yang saat ini sedang dikerjakan studi kelayakannya. ”Koridor ini melintasi batas wilayah Jakarta. Namun, karena penumpang dari Bekasi dan Tangerang ini sangat tinggi, jalur MRT diperpanjang. Di sinilah kereta api berperan, untuk menyambungkan hingga ke Cikarang dan Balaraja,” kata dia.

Namun, biaya untuk koridor barat-timur diperkirakan sebesar Rp 80 triliun. Adapun koridor selatan-utara hanya Rp 27 tri- liun. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com