Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkit Listrik Biomassa Perlu Dikembangkan

Kompas.com - 10/07/2012, 14:30 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Pelaku usaha didorong agar dapat membangun pembangkit listrik biomassa sebanyak mungkin. Pembangkit itu ramah lingkungan dan dapat menggantikan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar minyak.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman, Selasa (10/7/2012), saat dihubungi di Medan, Sumatera Utara. Saat ini di Medan beroperasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) biomassa berkapasitas 2 x 15 megawatt (MW) milik PT Growth Asia.

Pembangkit ini diharapkan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik. Pengoperasian PLTU Biomassa itu diresmikan Menteri ESDM Jero Wacik, Senin lalu, di Medan. PT Growth Asia adalah perusahaan di bawah manajemen usaha Growth Steel Group dengan bisnis inti industri baja terintegrasi. 

PLTU biomassa 2 x 15 MW ini dibangun tahun 2011 dan menggunakan bahan bakar dari energi terbarukan, yaitu cangkang sawit, sekam padi, bonggol jagung, dan serbuk kayu (waste to energy). Pembangunan PLTU biomassa ini untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Namun, daya yang dihasilkan melebihi kebutuhan sehingga ada kelebihan sebesar 20 MW. Kelebihan daya listrik tersebut dijual kepada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Sebelumnya, PT Growth Sumatera Industry, juga salah satu perusahaan di bawah manajemen Growth Steel Group, membangun 1 x 15 MW tahun 2008 dan 1 x 15 MW tahun 2010. Sebanyak 15 MW dipakai sendiri dan kelebihan daya sebesar 15 MW dijual kepada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Sampai dengan Juni 2012, total daya listrik yang dijual Growth Steel Group melalui PT Growth Sumatera Industry dan PT Growth Asia kepada PT PLN sebesar 35 MW (dari total kapasitas 60 MW). Dengan harga rata-rata solar untuk industri Rp 10.000 per liter serta harga tenaga listrik Rp 975 per kWh (Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2012), keberadaan PLTU biomassa milik Growth Steel Group menghasilkan penghematan Rp 621 miliar per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com