MAJENE, KOMPAS.com — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak Jembatan Pajalele di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, ambruk, Kamis (5/7/2012) pekan lalu, mulai membuat warga Sulawesi Barat resah. BBM sulit didapat.
Untuk mendapatkan BBM, warga harus antre berjam-jam di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Di SPBU terbesar di Kecamatan Banggae Majene, Selasa (10/7/2012) dini hari, antrean kendaraan bahkan mencapai satu kilometer. SPBU yang biasanya buka hingga 18 jam kini hanya bertahan empat atau lima jam karena stok BBM habis.
Keterbatasan pasokan membuat konsumsi BBM dibatasi. Tiap SPBU hanya mendapat jatah 10.000 kiloliter per hari dari jatah normal 16.000 kiloliter. Misbahuddin, petugas SPBU Banggae, mengatakan, pihak SPBU pun menerapkan pembatasan agar BBM tersalurkan secara merata. "BBM kita batasi agar lebih banyak warga dan pengendara bisa kebagian," ujar Misbahuddin.
Pengendara motor mendapat jatah Rp 20.000, sementara mobil Rp 100.000. Di tingkat pengecer di Majene, harga premium yang biasanya dijual Rp 5.000 per botol, kini mencapai Rp 8.000.
Belum bisa dipastikan sampai kapan antrean panjang yang merepotkan warga ini berlangsung. Namun, pengelola SPBU memastikan bahwa antrean panjang kendaraan di jalan raya akan terus berlangsung jika jatah BBM dari Depot Parepare tidak segera normal kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.