Medan, Kompas
Terkait dengan hal itu, pemerintah mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit milik negara dan swasta yang memakai pembangkit listrik tenaga diesel berbahan bakar minyak agar beralih ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) biomassa. Pembangunan PLTU biomassa yang ramah lingkungan itu diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap BBM untuk pembangkit listrik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyampaikan hal itu dalam peresmian PLTU biomassa berkapasitas 2 x 15 megawatt di Kawasan Industri Medan 3, Medan, Sumatera Utara, Senin (9/7). Dengan perbaikan harga listrik dari PLTU biomassa, harga cangkang sawit untuk pembangkit akan
Terbarukan
Pembangkit listrik berbasis biomassa di Medan itu milik PT Growth Asia, anak perusahaan Growth Steel Group (GSG), dengan bisnis inti industri baja terintegrasi. Pembangkit itu dibangun tahun 2011 dan memakai bahan bakar dari energi terbarukan, yakni cangkang sawit, sekam padi, bonggol jagung, dan serbuk kayu.
CEO Growth Steel Group
Setiap hari dibutuhkan sekitar 600 ton material organik yang dibakar dengan material utama berupa cangkang sawit, sekam padi, kayu karet, dan serbuk kayu. Harga material tersebut berkisar Rp 200 sampai Rp 600 per kilogram.
”Ampas ubi juga bisa digunakan sebagai bahan bakar, tetapi belum ada pemasoknya,” kata Fadjar.