Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Dialog untuk NKRI

Kompas.com - 30/06/2012, 02:22 WIB

Didukung

Presiden juga menegaskan, negara-negara sahabat yang menjalin kemitraan komprehensif dan kemitraan strategis secara eksplisit telah menyampaikan pernyataan tertulis tentang dukungan mereka terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia. Setiap membuat nota kesepahaman dalam kerangka kerja sama strategis dengan Indonesia, selalu ada pernyataan eksplisit dari negara sahabat untuk mendukung penuh kedaulatan dan keutuhan teritorial Indonesia.

”Tahun-tahun pertama menjadi presiden, sekitar 2005-2007, saya aktif bersama menteri dan jajaran pemerintah, mendapatkan dukungan negara-negara atas keutuhan wilayah Indonesia,” katanya.

Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai di Jakarta mengatakan, dialog dengan masyarakat Papua merupakan proses yang berlangsung terus-menerus seiring pelaksanaan pembangunan di Papua. Karena itu, dialog tidak berhenti hanya di sebuah forum yang disebut Dialog Jakarta-Papua.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Muridan S Widjojo mengatakan, dialog memang membutuhkan waktu dan upaya yang panjang. Saat ini masih ada ketidakpercayaan pada orang Papua maupun pemerintah pusat.

Pater John Djonga yang baru saja meluncurkan buku Melawan Penindasan dan Diskriminasi di Papua juga mengatakan, dialog butuh proses. Awalnya banyak resistensi dari orang Papua, tetapi lama-lama mereka bisa melihat bahwa dialog dalam kesetaraan bisa menjadi solusi dari rumitnya masalah selama ini.

Dalam acara peluncuran buku tersebut, Ben Mboi yang pernah ikut operasi Trikora di Papua menandaskan, tidak lagi bisa menggunakan peluru untuk mengambil hati orang Papua demi persatuan NKRI.

Hal senada dikatakan Bonar Tigor Naipospos dari Setara Institute dan anggota DPR Paskalis Kossay yang menyoroti masih banyaknya kekerasan di Papua. Paskalis mengatakan, sulit bagi orang Papua untuk berdialog di tengah suasana penuh tekanan, kekerasan, bahkan penyiksaan.

Direktur Program Imparsial Al Araf mempertanyakan penempatan pasukan TNI di Papua dalam jumlah banyak. ”Saat ini ada 16.000 tentara di Papua. Apa ada perang di sana? Jumlah itu hampir sama dengan tentara yang ditempatkan di Aceh saat darurat militer, padahal penduduk Papua tak sebanyak di Aceh,” katanya.(WHY/ELD/ONG/EDN/ATO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com