JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait penembakan dan kekerasan yang terjadi di Papua, Pendeta Benny Giay, yang ikut dalam aksi 'bakar lilin' di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis malam (28/6/2012), mengatakan kondisi di tanah Papua memperihatinkan. Ia kemudian meminta agar pelaku penembakan dan pelanggar HAM di Papua diadili.
"Papua yang ada sekarang ini seperti 'neraka'. Impian kami ini untuk Papua yang aman. Pikiran dasarnya, kami ingin hidup lebih baik. Tetapi harapan itu tidak pernah terpenuhi," ujar Benny.
Menurutnya, kondisi Papua saat ini dalam keadaan tertekan, terutama dengan adanya aksi kekerasan dan penembakan yang terjadi di Papua. Ia menilai pemerintah berlaku tidak adil terhadap masyarakat Papua.
"Kami melihat pemerintah memainkan kaset lama, lagu lama. Semua gerakan masyarakan dilihat sebagai bentuk perjuangan sparatis. Masyarakat Papua seperti warga 'kelas dua'," ujar Benny.
Sementara itu, Dorus Wakum (40) mantan aktivis kontras Papua, menyesalkan peristiwa kekerasan dan penembakan yang terjadi di Papua. "Sebenarnya kalau soal penembakan sudah banyak oleh aparat Polri dan TNI atas nama NKRI. Manusia ini dibunuh atas nama NKRI dan atas nama papua merdeka (OPM) ini omong kosong," ujar Dorus.
Ia mengharapkan kekerasan dan penembakan yang terjadi, segera di hentikan. Pemerintah pun, sambungnya, harus mengetahui letak permasalahan yang terjadi di Papua.
"Saya berharap adanya dialog, dengan begitu saya rasa tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi. Negara harus berinisiatif. Negara harus hadir. Saya minta atas nama masyarakat Papua, Presiden hadir, kalau perlu berkantor di tanah Papua," tegas Dorus.
Seperti diberitakan sebelumnya, massa yang tergabung dari berbagai aliansi, melakukan aksi 'bakar lilin' menuntut demokrasi di Papua dan meminta konflik 'senjata' serta kekerasan di Papua tidak terulang. Dalam aksi itu juga dilakukan penyalaan lilin oleh pendeta Benny, yang dikatakannya sebagai simbol cahaya rakyat Papua yang tidak akan pernah padam pada 250 suku yang ada di papua.
Massa juga kemudian menyayikan beberapa lagu dan menarikan tarian 'yospan' khas Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.