Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irwandi: Saya Kecewa dan Khawatir atas Insiden Itu

Kompas.com - 27/06/2012, 20:37 WIB
Mohamad Burhanudin

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyesalkan kasus pemukulan terhadap dirinya seusai menghadiri acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang baru, Zaini Abdullah-Muzakir Manaf, di Gedung DPR Aceh, Senin (25/6/2012).

Insiden tersebut, menurut dia, dapat mengganggu perdamaian Aceh yang sudah disepakati dalam nota kesepahaman Helsinki.

Irwandi juga meminta Partai Aceh bertanggung jawab atas insiden tersebut karena dia menduga pelaku pemukulan adalah salah seorang kader partai itu.

Berikut pernyataan tertulis Irwandi Yusuf yang dikirimkan ke Kompas melalui seorang stafnya, Nurlina, Rabu, terkait dengan insiden yang dialaminya tersebut.  

Saya menghadiri pelantikan gubernur baru Aceh, atas undangan Pemerintah Aceh, dengan keinginan untuk memberi selamat pada gubernur baru, Dr Zaini Abdullah, dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf.

Adalah juga tugas saya sebagai mantan Gubernur Aceh, untuk menghadiri peristiwa bersejarah itu.

Pelantikan tersebut merupakan sebuah kesempatan untuk menunjukkan kepada rakyat Aceh, pemerintah pusat, seluruh warga negara Indonesia, dan komunitas internasional bahwa semua partai politik di Aceh berkomitmen terhadap rekonsiliasi, menjaga perdamaian, dan bekerja sama untuk pembangunan Aceh.

Pelantikan tersebut seharusnya menjadi tonggak bagi perdamaian di provinsi kami. Kami telah melalui perjalanan jauh sejak penandatanganan MoU Helsinki pada bulan Agustus 2005, dan meskipun masih banyak tantangan yang menghadang, kita telah mencapai kemajuan signifikan selama tujuh tahun dalam proses kita untuk pembangunan perdamaian pascakonflik, reformasi pemerintahan, dan transisi demokrasi.

Khususnya setelah proses pemilihan umum yang dinodai oleh intimidasi dan kekerasan, saya berharap pelantikan tersebut menjadi sebuah kesempatan untuk menunjukkan komitmen kita pada perdamaian. Sedihnya, harapan dan keinginan saya itu lenyap di hari pertama kepemimpinan baru tersebut.

Dalam perhelatan itu, kalimat menghina diserukan oleh anggota Partai Aceh, ketika nama saya disebut oleh Menteri Dalam Negeri. Setelah acara usai, saya keluar dari gedung dan hendak menyalami massa, yang mayoritas adalah anggota Partai Aceh.

Sikap dan gerak saya disambut oleh lebih banyak sahutan, menyerukan saya pengkhianat. Dalam sekejap, saya dikelilingi dan diserang oleh sekelompok pendukung Partai Aceh, beberapa berpakaian seragam keamanan Partai Aceh.

Saya dipukul di wajah dan kepala beberapa kali. Petugas keamanan yang diperintahkan menjaga saya, pun bergerak mengawal dan membawa saya ke mobil polisi. Bahkan ketika mereka mengantar saya ke IGD RS Zainal Abidin, kami dikejar oleh anggota Partai Aceh yang marah.

Sebelum pelantikan, petugas intelijen telah secara khusus bertanya kepada Muzakir Manaf, apakah keamanan saya terjamin jika saya menerima undangan untuk menghadiri acara tersebut. Muzakir Manaf menanggapi dengan menjamin keamanan saya.

Bahkan jika insiden itu tidak direncanakan, saya menganggap para pemimpin Partai Aceh bertanggung jawab penuh, ini adalah hasil langsung dari taktik politik yang digunakan oleh Partai Aceh selama periode pilkada, ketika para pemimpin Partai Aceh menyebut saya pengkhianat.

Setelah memenangi pilkada, pernyataan itu tidak ditarik, dan telah mengarah pada persepsi bahwa saya telah mengkhianati GAM.

Proses pilkada itu sendiri dinodai oleh banyak insiden kekerasan dan intimidasi, tidak hanya terhadap saya, namun juga kandidat lain yang bukan Partai Aceh.

Beberapa insiden kekerasan, termasuk dua upaya pembunuhan atas saya, telah diselidiki oleh Satuan Khusus Anti Teror (Densus 88), dan ditemukan bahwa para pelaku adalah anggota Partai Aceh. Penemuan ini masih belum ditindaklanjuti oleh penuntutan secara hukum.

Saya sangat kecewa dan khawatir mengenai dampak dari insiden yang patut disesalkan ini, bagi masa depan perdamaian Aceh. Proses perdamaian Aceh telah disambut di seluruh dunia, dan insiden hari ini telah menunjukkan dengan nyata dan jelas akan kerapuhan perdamaian dan aturan hukum di Aceh.

Demi perdamaian Aceh, saya mendesak Partai Aceh untuk segera mengambil tindakan terhadap pihak yang bertanggung jawab, untuk menegakkan hukum, dan untuk berkomitmen serius terhadap perdamaian sebagaimana telah mereka klaim.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com