KEFAMENANU, KOMPAS.com - Bangun masyarakat perbatasan RI-Timor Leste tidak hanya dengan kata-kata saja. Butuh aksi nyata di lapangan untuk membuktikan kemauan politik bagi mereka di perbatasan.
"Sudah cukup banyak program dan rencana yang digulirkan pemerintah pusat membagun perbatasan, tetapi belum ada tindak konkrit di lapangan. Kemiskinan dan keterbelakangan masih menghimpit warga," kata Direktur Yayasan Mitra Tani Mandiri Timor Tengah Utara dan Belu, NTT, Vinsen Nurak di Kefamenanu, Rabu (21/6/2012).
Program pembangunan kawasan perbatasan mulai diluncurkan tahun 2004 tetapi sampai hari ini masih sebatas program. Masyarakat belum menikmati hasil konkrit terutama usaha ekonomi mikro-kecil, pendidikan,jalan, listrik, kesehatan, dan permukiman yang layak tinggal.
Ia menyebutkan, sudah banyak tim dari sejumlah kementerian melakukan penyelidikan dan penelitian langsung di sejumlah lokasi perbatasan, tetapi tidak poernah ada tindak lanjut, "Kalau pendekatan proyek melulu agak sulit. Perlu kemauan politik membangun kawasan perbatasan yang lebih nyata. Negara tetangga benar benar peduli terhadap masyarakat perbatasan, kita masih sebatas wacana," kata Nurak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.