Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Meningkat, Garis Kemiskinan di Jakarta Tetap Naik

Kompas.com - 07/06/2012, 18:37 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah angka penduduk miskin berkurang bukan berarti garis kemiskinan juga ikut menurun, mengingat garis kemiskinan ini dipengaruhi oleh perubahan harga komoditi makan. Karena itu pada tahun 2011, meski jumlah penduduk miskin menurun sekitar 50.000 jiwa, tapi garis kemiskinannya justru meningkat.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menjelaskan bahwa garis kemiskinan meningkat karena terjadinya kenaikan harga komoditi makanan dari Rp 266.870/kapita/bulan pada tahun 2007 menjadi Rp 368.415/kapita/bulan atau sebesar 38,05 persen pada tahun 2011.

"Memang meningkat. Tapi secara kuantitatif angka penduduk miskinnya menurun," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, saat rapat paripurna, di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Kamis (7/6/2012).

Pada tahun 2007-2012, angka penduduk miskin menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Jika pada tahun 2007 penduduk miskin mencapai sekitar 405.000 jiwa atau 4,48 persen, pada tahun 2011 dapat ditekan menjadi sekitar 355.000 jiwa atau 3,64 persen.

Kendati demikian, Jakarta tetap mencatat perkembangan positif yaitu terjadi perluasan lapangan kerja, sehingga tingkat pengangguran terbuka turun dari 12,57 persen pada tahun 2007 menjadi 10,72 persen pada tahun 2011.

"Harapannya tingkat pengangguran pada tahun 2012 akan dapat ditekan hingga di bawah angka 10 persen," ujar Foke.

Selanjutnya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kecil, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK), sampai dengan tahun 2012 telah disalurkan Dana Bergulir Bina Ekonomi sebesar Rp 330,19 milyar melalui Koperasi Jasa Keuangan (KJK) kepada 133.045 pemanfaat untuk pengembangan usaha mikro masyarakat seperti toko kelontong, warung, pedagang makanan, warnet, fotocopy, agen koran, penjahit dan lain-lain. Kemudian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan.

Pada tahun 2007 nilai IPM DKI Jakarta sebesar 76,59 menjadi 78,0 pada tahun 2011, jauh di atas rata-rata tingkat nasional yang baru mencapai 72,60. "Pencapaian IPM ini merupakan yang tertinggi provinsi secara nasional. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan, pendidikan, dan kemampuan daya beli masyarakat Jakarta lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia," jelasnya.

Dari IPM ini, Jakarta berada pada kelompok high human development sejajar dengan kota-kota besar dunia seperti Rio De Janeiro, Beijing, Guang Dong, Kuala Lumpur, serta diatas kota-kota di India, Vietnam, dan Brunei Darussalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com