Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang di Kebumen Masih Bisa Ditutup

Kompas.com - 26/05/2012, 05:41 WIB

KEBUMEN, KOMPAS - Penambangan pasir besi di pesisir selatan Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, masih berpeluang ditinjau kembali, bahkan ditutup. Itu dilakukan kalau dalam setahun ini, perusahaan tidak mereklamasi areal bekas tambang tersebut.

Kepala Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit, Budiyono, Jumat (25/5), mengatakan, penambangan pasir besi di wilayah desanya oleh PT Mitra Niagatama Cemerlang yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) seluas 984,79 hektar sebenarnya masih dalam tahap uji coba. ”Selama lima hari terakhir, penambangan masih bersifat uji coba di lahan seluas 2 hektar. Salah satunya untuk mengambil contoh jenis pasir,” ujar Budiyono.

Sebelumnya, ratusan petani warga Desa Wiromartan menyegel sejumlah alat berat milik investor. Aktivitas tambang mencakup enam desa, yakni Wiromartan, Lembupurwo, Tlogopragoto, Mirit, Mirit Petikusan, dan Tlogodepok, itu dinilai merusak lahan pertanian. Petani juga minta pemerintah desa membatalkan kesepakatan dengan perusahaan, (Kompas 25/5).

Terkait aksi itu, Budiyono menegaskan, penambangan pasir besi sudah melalui rapat dengan melibatkan semua pihak dari badan permusyawaratan desa (BPD) hingga RW dan RT. Hasil kesepakatan kemudian mendasari pihaknya memfasilitasi nota kesepahaman antara pihak pemilik lahan dengan perusahaan.

Lahan yang akan ditambang bukan dibeli, melainkan hanya disewa sekitar dua bulan, lalu direklamasi. Ketentuan reklamasi telah diatur dalam dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). ”Ketentuan reklamasi itu juga ada di dalam IUP. Jika tidak sesuai ketentuan, izin bisa dicabut,” jelas Budiyono.

Direktur PT Mitra Niagatama Cemerlang Widodo Simbolon juga menjamin mengedepankan aspek ekologis dalam reklamasi, juga meminta warga melihat sendiri hasil reklamasi di kawasan bekas tambang pasir besi di Cilacap. ”Saya tak menutup mata, banyak tambang pasir besi reklamasinya asal-asalan. Tapi kami berkomitmen tetap jaga lingkungan,” ungkapnya.

Kawasan pertanian

Namun, Koordinator Paguyuban Warga Wiromartan (Pawiro), Widodo Sunu Nugroho, menilai, sebagian besar warga lebih menghendaki kawasan pesisir menjadi areal pertanian dan pariwisata. Sebab, lebih menyejahterakan.

Koordinator Forum Masyarakat Mirit Selatan, Bagus Wirawan, menambahkan, dari pengalaman penambangan pasir besi di berbagai daerah di Indonesia membuktikan hampir semua perusahaan tambang hanya mereklamasi seadanya. Daerah yang selesai ditambang pun ditinggalkan begitu saja dengan kerusakan lingkungan yang luar biasa.

Penambangan pasir besi bakal menyebabkan air laut merembes ke permukiman warga sehingga lahan pertanian maupun sumur milik penduduk terintrusi air laut. Warga tak bisa lagi menggarap lahan pertanian mereka.

Direktur Institut Studi untuk Penguatan Masyarakat Kebumen, Akhmad Murtajib, menilai, kerugian akibat tambang pasir besi jauh lebih besar daripada keuntungan. Dengan pengelolaan yang baik, pemanfaatan pesisir selatan Kebumen sebagai daerah pertanian dan pariwisata bakal memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com