Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Mengadu ke DPR

Kompas.com - 25/05/2012, 19:25 WIB
Siwi Yunita Cahyaningrum

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Nelayan Banyuwangi mengadukan nasib mereka ke anggota DPR yang berkunjung ke Muncar. Mereka mengeluhkan minimnya hasil tangkap akibat peralatan yang minim, pencemaraan lingkungan, dan pengerukan ikan besar-besaran.

"Sudah hampir tiga tahun ini kami tak mendapatkan hasil tangkap yang banyak seperti dulu. Kami tak tahu pasti penyebabnya apa tapi pencemaran, pengambilan ikan besar-besaran, dan minimnya alat tangkap bisa jadi penyebabnya," keluh Yudianto, nelayaan di Muncar, Banyuwangi. Pada Jumat (25/5/2012) petang sebanyak 16 anggota DPR dari Komisi IV memang mengunjungi pusat industri dan pelabuhan nelayan di Muncar, berdialog dengan nelayan sesudahnya.

Dalam dialog itu, Hasan Basri, Ketua Serikat Nelayan Indonesia juga mengkhawatirkan kebijakan pemerintah tentang impor ikan. Para nelayan, menurut Hasan Basri akan tambah sengsara jika impor ikan dilakukan lagi. Padahal yang dibutuhkan adalah solusi paceklik ikan, bukan impor yang hanya memenuhi kebutuhan pengusaha besar. Selain itu pengusaha juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan modal untuk usaha.

Seperti biasa, keluhan rakyat itu ditampung oleh anggota DPR komisi IV. Mereka menjanjikan ada bantuan kapal 30 gross ton ke kelompok nelayan. "Kami disini juga tidak mencari alasan agar ikan harus impor, kami memperbolehkan impor tapi dengan jumlah terbatas," kata Ian Siagian, anggota DPR yang ikut dengar pendapat. Hanya pertemuan dengan para nelayan tersebut harus diakhiri cepat-cepat karena keterbatasan waktu kunjungan DPR.

Merasa belum puas, para nelayan meminta nomor telepon genggam para wakil rakyat, sayangnya tak satupun anggota dewan yang mau memberikan nomor telepon genggam mereka. "Nanti aspirasinya dikirim lewat surat atau email saja ya di DPR sekretariat Komisi IV," kata salah satu anggota sambil tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com