Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budayawan Sesalkan Perusakan Makam Sultan Hasanuddin

Kompas.com - 25/05/2012, 02:27 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Budayawan Sulawesi Selatan menyesalkan tindakan oknum tidak bertanggung jawab yang merusak makam pahlawan nasional Sultan Hasanuddin di Desa Palangtikang, Makam Raja-raja di Kabupaten Gowa.

"Itu sudah keterlaluan. Merusak situs bersejarah yang merupakan cagar budaya adalah kesalahan besar yang tidak bisa ditolerir," kata budayawan Udin Palisuri di Makassar, Kamis (24/5/2012).

Pria kelahiran Enrekang 1948 ini menyesalkan tindakan yang dilakukan orang yang tidak dikenal ini dan meminta aparat hukum segera melakukan penyelidikan dan menuntaskan kasus tersebut.

"Ini harus dituntaskan, dan menangkap para pelaku perusakan sehingga menjadi efek jera bagi pelakunya," ujar Udin Palisuri yang berprofesi sebagai seniman ini.

Disebutkan bahwa setiap orang yang merusak, mencuri, memindahkan, memisahkan, mengambil, dan mengubah bentuk wujud terhadap cagar budaya dan atau kawasan cagar budaya melanggar peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 Ayat (1) dan (2) Pasal 67 Ayat (1) dan (2) dan Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Apabila terbukti menadah pencurian cagar budaya, ganjarannya minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun pidana kurungan, dan atau denda antara Rp 1 miliar dan Rp 10 miliar.

Sementara itu, pencuri benda cagar budaya dikenai hukuman kurungan antara 6 bulan dan 10 tahun, dengan denda Rp 250 juta hingga Rp 2,5 miliar. Apabila mengubah fungsi situs cagar budaya, pelaku terkena hukuman maksimal lima tahun, dan denda Rp 100 juta hingga Rp 1 miliar.

Makam Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin di desa Palangtikang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dirusak orang tidak bertanggung jawab, Kamis.

Perusakan itu terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Beberapa prasasti dan tugu yang berbentuk ayam jantan itu jatuh menimpa nisan kuburan yang terbuat dari batu zaman dulu. Bahkan, cincin dan permata imitasi yang tidak bernilai raib dibawa pelaku.

Ritual dengan menggunakan media manusia sebagai alat pun dilakukan keluarga untuk mencari jejak pelaku di dekat Makam Raja-raja Gowa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com