Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stadion Utama PON Riau Terancam Dibongkar

Kompas.com - 18/05/2012, 08:46 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Rencana  Pekan Olahraga Nasional Riau 2012 memasuki masa kritis. Sepuluh perusahaan subkontraktor, yang membangun stadion utama untuk pembukaan dan penutupan PON, mengancam akan membongkar pekerjaan mereka di stadion. Alasannya, konsorsium pelaksana pembangunan  (PT Adhi Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Wijaya Karya) tidak kunjung membayar tagihan selama tujuh bulan sejak Oktober 2011.                

"Kami sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa. Sampai saat ini, tidak ada itikad baik dari manajemen KSO terhadap tuntutan kami. Kalau sampai hari Jumat  ini tidak ada kepastian tertulis, hari Senin atau Selasa depan, kami mulai membongkar bagian-bagian stadion yang telah kami kerjakan," kata Ari Setiawan, juru bicara 10 perusahaan subkontraktor pembangunan stadion utama PON Riau 2012, Jumat (18/5/2012).                

Ari mengatakan, sejak Oktober 2011, seluruh pekerjaan yang mereka lakukan tidak pernah dibayar lagi. Tagihan-tagihan yang diajukan tidak mendapat jawaban dari manajemen KSO, kecuali kata-kata sabar dan tunggu. Padahal, untuk mengerjakan proyek, mereka telah mengucurkan dana miliaran rupiah untuk pembelian material, peralatan, dan upah tenaga kerja.                

"Bayangkan, ada 700 tenaga kerja yang harus kami bayar upahnya. Mereka punya anak dan istri yang harus dinafkahi.  Seluruh perusahaan subkontraktor menunggak bayaran kepada tenaga kerjanya. Kami mendapat makian sebagai perusahaan penipu, pembohong, dari tenaga kerja karena tidak sanggup membayar honor. Bukan hanya pekerja lokal, teknisi asing asal Taiwan dan Thailand yang ikut mengerjakan proyek ini juga belum dibayar," kata Ari.                

Persoalan lain muncul dari toko material, karena perusahaan subkontraktor tidak mampu membayar peralatan dan material yang diambil.  Sementara bank, telah menetapkan finalti karena pinjaman tidak kunjung dicicil.                

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau, Emrizal Pakis, meminta para subkontraktor stadion utama bersabar. Pekerjaan itu pasti akan dibayar, namun saat ini terhambat proses administrasi yang masih harus diselesaikan terlebih dahulu. Sampai Jumat, Pemprov Riau dan PB PON Riau belum mendapatkan solusi membayar kekurangan dana pembangunan stadion utama.

Semula, lewat Perda No 5/2008,  anggaran stadion direncanakan sebesar Rp 900 miliar dengan waktu pengerjaan tahun jamak sampai Desember 2011. Namun setelah tenggat terlewati, anggaran membengkak sampai Rp 1,18 triliun atau terjadi penambahan "ilegal" sebesar Rp 218 miliar. Setelah masuknya KPK, DPRD Riau tegas menolak menyetujui perubahan Perda No 5/2008 untuk menambah anggaran stadion.                

Ari menambahkan, seluruh pekerjaan di dalam stadion utama (dibawah pengawasan Dispora Riau) telah berhenti sejak penangkapan Rahmat Syaputra, Manajer Administrasi Manajemen KSO (PT PP, PT WK, dan Adhi Karya) ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi bersama anggota DPRD Riau, Faisal Aswan dan M Dunir, 4 April lalu.

Pada tanggal 15 Mei kemarin, sejumlah perwakilan Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) telah mengunjungi stadion utama PON Riau 2012 untuk mengecek kesiapan Riau sebagai tuan rumah pelaksanaan pra Piala Asia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com