Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama Minta Polda Tuntaskan Bentrok Ambon

Kompas.com - 16/05/2012, 21:30 WIB

AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh agama di Maluku meminta Polda Maluku bekerja optimal untuk mengusut hingga tuntas kasus bentrok antarwarga yang terjadi saat peringatan Hari Pattimura ke-195, di Ambon, Selasa (15/5/2012).

"Aparat kepolisian harus bekerja cepat dan tegas untuk menuntaskan kasus bentrokan ini, sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Uskup Diosis Amboina, Petrus Canisius Mandagie, di Ambon, Rabu (16/5/2012).

Aparat kepolisian diminta serius mengungkap dalang di balik bentrokan yang terjadi saat seluruh warga di Ambon sedang memperingati heroisme perjuangan dan kepahlawanan pahlawan nasional Kapitan Pattimura.

Mandagie juga menilai fungsi intelijen di daerah ini sangat lemah sehingga tidak mampu mendeteksi potensi bentrokan yang bakal terjadi.

"Fungsi intelijen sangat lemah karena kenyataannya tidak mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya bentrokan, di samping penanganan di lapangan terkesan lambat," katanya.

Aparat kepolisian juga diminta menjadikan konflik-konflik sebelumnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mewujudkan Maluku yang damai dan aman.

"Terpenting sekarang aparat bekerja cepat untuk mengungkap dan menangkap oknum-oknum yang ’bermain’. Banyak kasus bentrokan di Ambon hingga kini belum terungkap para pelakunya," tandasnya.

Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) John Ruhulesin, meminta aparat keamanan memberikan jaminan kedamaian dan keamanan bagi warga sipil di Ambon dan seluruh wilayah lainnya di Maluku.

Ia juga meminta POlda Maluku segera mengungkap sejumlah kasus kekerasan yang terjadi belakangan dan hingga saat ini belum diselesaikan.

"Banyak kasus kekerasan yang terjadi belakangan belum bisa diungkap siapa pelaku dan dalangnya. Ini tugas berat Polda Maluku untuk mengungkapnya sekaligus menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat," ujar Ruhulesin.

Dia mengakui, kondisi Maluku secara keseluruhan semakin kondusif dan kesadaran warga untuk hidup dalam kedamaian dan persaudaraan semakin tinggi.

"Masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup damai dan membangun solidaritas serta rasa persaudaraan, sehingga jangan lagi ada warga yang menjadi korban karena ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab," katanya.

Aparat keamanan juga diminta untuk meningkatkan koordinasi di lapangan dan meningkatkan kinerja intelijen sehingga mampu mendeteksi berbagai kemungkinan yang terjadi sejak dini.

Ketua MUI Maluku Idrus Toekan meminta warga di Ambon dan Maluku menjaga emosional serta tidak terpancing provokasi yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

"Tingkatkan ketahanan dan komunikasi antarsesama, sehingga tidak mudah terprovokasi atau emosional dalam menghadapi berbagai kasus kekerasan yang terjadi," ujarnya.

Sedangkan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengimbau warga dan umat beragama di Maluku khususnya warga kota Ambon, tidak terprovokasi dan terpancing isu menyesatkan usai insiden tersebut.

"Percayakan proses penyelidikan dan penyidikan kepada aparat penegak hukum untuk mengungkap berbagai kasus di daerah ini khususnya kota Ambon sehingga memberikan kepastian hukum kepada masyarakat," katanya.

Ralahalu juga menyatakan, telah meminta Kapolda Maluku Brigjen Pol Syarif Gunawan dan Pangdam XVI/Pattimura Majen TNI Suharsono agar benar-benar memberikan rasa aman bagi warga, termasuk meningkatkan kinerja intelijen guna mendeteksi hal-hal yang diduga kemungkinan mengganggu stabilitas keamanan menjelang pelaksanaan MTQ XXIV tingkat Nasional yang dijadwalkan berlangsung di Ambon, 8 - 19 Juni mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com