Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pemicu Bentrokan di Ambon

Kompas.com - 15/05/2012, 17:54 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kapolda Maluku, Brigadir Jenderal Syarif Gunawan mengungkapkan, pemicu terjadinya bentrokan antarwarga di Ambon, Selasa (15/5/2012) pagi tadi akibat warga berebut membawa Obor Pattimura.

"Kami mendapat informasi kalau warga pembawa obor ini merasa terganggu karena ada dari masyarakat lain yang menghendaki membawa Obor Pattimura itu juga," kata Syarif kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Muspida Maluku di Kantor Gubernur, Maluku, Selasa (15/5/2012) siang tadi.

Selain karena merasa terganggu, Kapolda juga menyatakan, warga yang menonton juga merasa terganggu karena pembawa obor ini sering melakukan atraksi mengeluarkan api dari mulutnya yang mungkin saja berbahaya bagi para warga lainnya.

"Warga lainnya juga merasa terganggu karena pembawa obor mengeluarkan api dari mulutnya, yang mungkin mengenai warga lain. Dan ini juga mungkin karena mereka kecapekan karena tidak tidur semalaman," ungkap Syarif.

Ia mengatakan, untuk mengamankan jalannya proses perayaan Hari Pattimura, pihaknya telah melakukan pengamanan dengan sangat maksimal. Ia mengakui untuk mengantisipasi situasi keamanan agar lebih kondusif, saat ini pihaknya telah menambah pasukan di sejumlah titik yang dianggap rawan.

Sementara itu, Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Hanya saja ada sejumlah warga yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena lemparan batu dan serpihan bom dan juga panah.

"Benar ada sejumlah korban yang saat ini sedang dirawat di empat rumah sakit yang berbeda. Jumlahnya 48 orang. Ada yang di RS RSU dr Haulussy Ambon, di RS Bhakti Rahayu, RS GPM, dan RSU Alfatah Ambon," katanya.

Ia berjanji, pihaknya akan menyelidiki dan mengusut motif di balik bentrok tersebut. "Memang saat ini belum ada yang kami tahan, tapi kami berjanji kejadian tersebut akan diusut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com