Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cilegon Waspadai Merebaknya DBD

Kompas.com - 08/05/2012, 03:16 WIB

Cilegon. Kompas - Dinas Kesehatan Cilegon mengimbau warga untuk mewaspadai potensi merebaknya demam berdarah dengue. Warga diminta untuk tidak hanya mengandalkan pengasapan, tetapi juga aktif memberantas sarang nyamuk untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.

Meski angka penderita DBD tahun 2012 lebih rendah dari tahun 2011, kata pengelola program DBD Dinas Kesehatan Cilegon, Banten, Nurdiansyah, jumlahnya tetap tinggi. Sebagai informasi penderita DBD di Cilegon periode Januari-April 2011 ada 139 kasus, tahun 2012 turun menjadi 115 kasus.

Seminggu terakhir ada tiga warga di RT 02 RW 04 Pondok Cilegon Indah yang terdiagnosis terjangkit DBD. ”Kemarin dilakukan pengasapan di tujuh RT yang ada di RW 02,” kata Nurdiansyah, Senin (7/5).

Efektif dua hari

Meski demikian, dia mengingatkan, pengasapan adalah tindakan membunuh nyamuk dewasa. Dengan demikian, kawasan tersebut hanya dua hari terbebas dari nyamuk.

Selepas dua hari, jentik-jentik yang berada di genangan akan tumbuh menjadi nyamuk Aedes aegypti dewasa.

Cara paling efektif mencegah penyebaran DBD adalah rutin memberantas sarang nyamuk sehingga jentik-jentik yang berpotensi menjadi nyamuk dewasa ikut mati.

Nurdiansyah mengatakan, saat pancaroba seperti sekarang yang disertai hujan sesekali, berpeluang mengakibatkan timbul genangan. Warga harus rajin membersihkan tempat penampungan air dan menimbun genangan karena tempat bertelurnya nyamuk.

Selain memberantas sarang nyamuk, warga juga dapat menggunakan abate untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk. ”Warga dapat meminta abate secara gratis di puskesmas-puskesmas,” kata Nurdiansyah.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Serang, Eko Widyantoro, mengatakan, saat ini Banten sisi selatan sudah mulai memasuki awal kemarau. Adapun Banten sisi utara, seperti Cilegon dan Serang, masih berada dalam masa transisi yang salah satu cirinya adalah sering turun hujan pada malam dan pagi hari.

”Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi antara Agustus-September,” kata Eko. (CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com