Cilegon. Kompas -
Meski angka penderita DBD tahun 2012 lebih rendah dari tahun 2011, kata pengelola program DBD Dinas Kesehatan Cilegon, Banten, Nurdiansyah, jumlahnya tetap tinggi. Sebagai informasi penderita DBD di Cilegon periode Januari-April 2011 ada 139 kasus, tahun 2012 turun menjadi 115 kasus.
Seminggu terakhir ada tiga warga di RT 02 RW 04 Pondok Cilegon Indah yang terdiagnosis terjangkit DBD. ”Kemarin dilakukan pengasapan di tujuh RT yang ada di RW 02,” kata Nurdiansyah, Senin (7/5).
Meski demikian, dia mengingatkan, pengasapan adalah tindakan membunuh nyamuk dewasa. Dengan demikian, kawasan tersebut hanya dua hari terbebas dari nyamuk.
Selepas dua hari, jentik-jentik yang berada di genangan akan tumbuh menjadi nyamuk Aedes aegypti dewasa.
Cara paling efektif mencegah penyebaran DBD adalah rutin memberantas sarang nyamuk sehingga jentik-jentik yang berpotensi menjadi nyamuk dewasa ikut mati.
Nurdiansyah mengatakan, saat pancaroba seperti sekarang yang disertai hujan sesekali, berpeluang mengakibatkan timbul genangan. Warga harus rajin membersihkan tempat penampungan air dan menimbun genangan karena tempat bertelurnya nyamuk.
Selain memberantas sarang nyamuk, warga juga dapat menggunakan abate untuk mencegah perkembangan jentik nyamuk. ”Warga dapat meminta abate secara gratis di puskesmas-puskesmas,” kata Nurdiansyah.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Serang, Eko Widyantoro, mengatakan, saat ini Banten sisi selatan sudah mulai memasuki awal kemarau. Adapun Banten sisi utara, seperti Cilegon dan Serang, masih berada dalam masa transisi yang salah satu cirinya adalah sering turun hujan pada malam dan pagi hari.
”Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi antara Agustus-September,” kata Eko.