Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Berkurang, Panen Padi Melimpah

Kompas.com - 04/05/2012, 21:30 WIB
Siwi Yunita Cahyaningrum

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Petani di Banyuwangi, Jawa Timur, kini merayakan keberhasilan panen, setelah tahun lalu mengalami kegagalan. Angka panen mereka meningkat, seiring dengan turunnya serangan hama wereng dan stabilnya kondisi cuaca.

Di berbagai kecamatan yang menjadi lumbung padi, hampir semua persawahan berhasil panen. Di Kecamatan Kabat yang sebelumnya terkena wereng parah, misalnya, kini hampir semua menikmati panen. Begitu juga di Singojuruh yang serangan werengnya sempat mencapai ratusan hektar lebih.

"Tahun ini hampir tak ada gangguan berarti. Serangan wereng sudah mereda, tikus pun tidak sampai membuat padi kami rusak berat," kata Herman Santoso (55), petani dari desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Jumat (4/5/2012).

Menurut Herman, hasil produktivitas padi di persawahannya mencapai 6 ton gabah kering panen (GKP) dalam satu hektar. Angka tersebut tinggi, karena pada masa tanam yang sama setahun lalu, jumlah yang dipanen hanya separuhnya.

Di Singojuruh, salah satu kecamatan endemik wereng, petani pun bisa panen melimpah. Sukarman (55) pemilik lahan persawahan di Gambor, mengatakan berhasil memanen sekitar 4 ton dari persawahannya yang luasnya mencapai 0,7 hektar.

"Panen ini terbanyak setelah dua tahun gagal terus," kata Sukarman.

Joko Catur Sugiyarto, Kepala Seksi Bina Produk Tanaman Pangan Dinas Pertanian Banyuwangi, mengatakan, secara umum panen di seluruh kecamatan terutama di daerah lumbung padi melimpah.

Diperkirakan angka produktivitasnya mencapai 6,7 ton per hektar GKP. Kami belum selesai mengukur semua wilayah kecamatan, namun dari hasil ubinan sementara, jumlah produktivitas rata rata meningkat dari 6,5 menjadi 6, 7 ton GKP per hektar dibanding tahun lalu, katanya.

Catur menyebutkan, mulai berkurangnya serangan wereng dan konsistensi cuaca mempengaruhi peningkatan produksi padi pada musim tanam tahun ini.

Hingga musim panen ini, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Banyuwangi, persawahan yang terkena wereng hanya belasan hektar, jauh berkurang dari tahun lalu yang mencapai 200-an hektar.

Cuaca sangat besar pengaruhnya, tahun ini sudah mulai ada musim kemarau. Wereng dan hama lain jadi tidak bisa berkembang pesat seperti tahun-tahun sebelumnya, kata Catur.

Diperkirakan, jumlah pasokan padi pada musim panen kali ini mencapai lebih dari 300.000 ton GKP. Jumlah perkiraan itu berdasarkan luasan lahan persawahan yang mencapai tak kurang dari 40.000 hektar dan angka produksi per hektar sekitar 6,7 ton GKP.

Melimpahnya panen, turut menekan harga beras dua bulan terakhir. Rahmat Sakri (33) pedagang beras pasar Blambangan Banyuwangi mengatakan harga beras baru naik pada bulan Mei ini setelah hampir 2 bulan stabil. Bahkan saat digoyang isu BBM Maret lalu, beras Banyuwangi malah turun harga sampai Rp 100-200 per kg karena kebanjiran pasokan.

Pada Mei ini setelah panen raya berakhir, menurut Sugeng Rahmat (37) pedagang beras lain, harga sudah mulai naik lagi. Tetapi kenaikannya hanya sekitar Rp 100 per kg.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com