KUDUS, KOMPAS.com — Sindikat penipuan menggunakan sarana mesin anjungan tunai mandiri atau ATM sejumlah bank menghantui para nasabah bank di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kepolisian Resor Kudus tengah menangani delapan kasus itu, tetapi belum berhasil membekuk pelakunya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kudus Ajun Komisaris Suwardi, Kamis (26/4/2012), mengatakan, selama Januari-April 2012 terdapat delapan kasus. Tiga kasus bermodus penempelan stiker operator bank dan lima kasus bermodus hadiah dan penjualan barang secara online.
Penempelan stiker terjadi di ATM-ATM yang belum dilengkapi kamera closed circuit television (CCTV). Modusnya, pelaku menunggu korban yang ATM-nya tertelan menghubungi nomor di stiker yang ditempel.
"Kami menduga pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Mereka ada yang berperan sebagai penempel stiker berisi nomor palsu operator bank, pemilik rekening, penerima telepon, dan pengeksekusi korban," kata Suwardi.
Menurut Suwardi, kasus terakhir penipuan penempelan stiker menimpa Leli Yanti (40), warga Gondangmanis, Kecamatan Bae, Rabu (25/4/2012). Waktu itu, dia mengambil uang pada salah satu ATM di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo.
"Kartu ATM dia tertelan dan langsung menghubungi nomor yang tertera di mesin ATM. Setelah dipandu oleh operator palsu yang diteleponnya itu, beberapa saat kemudian saldo korban berkurang Rp 26 juta," kata dia.
Suwardi mengemukakan, penipuan bermodus hadiah dan penjualan barang secara online, pelaku biasanya meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk menebus hadiah atau membeli barang melalui ATM. Komunikasi antara korban dan pelaku itu terjadi melalui telepon seluler dan obrolan melalui salah satu jejaring sosial.
"Kami tengah menyelidiki kasus itu. Total kerugian nasabah bank yang menjadi korban penipuan- penipuan itu mencapai ratusan juta rupiah," kata Suwardi.
Suwardi menambahkan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya. Selain meningkatkan kewaspadaan nasabah bank saat bertransaksi, juga harus diikuti dengan kewaspadaan pengelola ATM.
"Bank harus memasang CCTV dan informasi tentang tata cara bertransaksi menggunakan ATM dan permasalahannya secara permanen. Di Kudus, banyak ATM yang tidak dilengkapi CCTV sehingga polisi kesulitan melacak pelaku,'' ungkapnya.
Kurniati (30), warga Desa Panjang, Kecamatan Bae, mengaku khawatir mengambil uang di sembarang ATM karena kasus penipuan lewat ATM tengah marak. Demi mencari aman, dia memilih mengambil uang di ATM yang berada di bank.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.