SURABAYA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan dalam waktu dekat akan melakukan evaluasi satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Dalam evaluasi tersebut akan diklasifikasi satwa berdasarkan usia, baik yang sehat, kurang sehat, sakit, dan yang sakit menular. ''Satwa yang sudah tua, dan mengidap penyakit menular kemungkinan besar akan dibinasakan,'' kata Dirjen PHKA, Kementerian Kehutanan, Darori, di Surabaya, Rabu (25/4/2012).
Evaluasi tersebut, kata Darori, juga akan memetakan lokasi kandang dan populasinya. ''Populasi satwa akan disesuaikan dengan luas kandangnya, sehingga satwa akan hidup dengan nyaman,'' tambahnya.
Evaluasi satwa akan melibatkan banyak pihak diantaranya para ahli, praktisi, akademisi dan pihak pemerintah. Masalah kelebihan populasi satwa, menurut Darori, akan dilakukan pertukaran dengan kebun binatang di lokasi lain, atau akan dilepas di habitat aslinya.
Seperti diketahui, populasi satwa di KBS selama ini dinilai melebihi kapasitas. Dari 4.025 jumlah satwa yang ada, tidak didukung dengan kandang dan lahan konservasi yang tidak memadai. Luas lahan konservasi KBS hanya 15 hektare, itu belum dikurangi lahan untuk gedung dan perkantoran pengurus. Sementara jika dibanding dengan lahan konservasi Taman Safari Bogor yang seluas 178 hektar, hanya memuat sejumlah 1.500 satwa. Sementara KBS yang hanya memiliki luas lahan 15 hektar memelihara satwa 4.025 ekor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.