Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak 3 Tahun Tunggui Ibunya Yang Tewas Akibat Korban Pembunuhan

Kompas.com - 20/04/2012, 15:42 WIB
Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Peristiwa pembunuhan terjadi di Perumahan Bumi Prayudan Mertoyudan Kabupaten Magelang, Jateng. Salah satu warga, Ratnawati (35) warga Blok I nomor 12 perumahan setempat ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, Kamis (19/4/2012) sore. Di kepalanya tertancap pisau patah, dua luka di bagian punggung dan satu luka di bagian leher.

Saat ditemukan pertama kalinya oleh Shelin, anak korban, Shelin mendapi adiknya, Jojo (3 tahun), sedang menunggu ibunya yang sudah tewas berlumur darah tanpa bisa berbuat apa-apa.

Menurut Siskawandi, perugas keamanan perumahan, ia mendapatkan informasi dari Ny Partono tetangga korban kalau telah terjadi pembunuhan di rumah korban. Ny Partono sendiri mengetahui ada pembunuhan seteah Shelin, putri korban berteriak-teriak minta tolong karena mendapat ibunya sudah meninggal dunia.

"Tidak biasanya Shelin pulang sekolah diantar oleh tukang kebun sekolahnya. Biasanya ia dijemput ibunya," tutur Wandi. Setelah tiba di rumah, lanjut Wandi, ia sudah mendapati ibunya terbujur kaku di kamar utama, di dekat jenazah ada Jojo yang hanya diam.

Siska, tetangga korban juga menceritakan bahwa dirinya mengetahui peristiwa itu dari Shelin. Kemudian dia datang bersama suaminya dan langsung menuju lokasi. Menurut Siska,hingga pukul 18.00 WIB, Kamis (19/4/2012), jenazah Ratna masih berada di dalam kamar dan belum evakuasi.

"Di bagian leher jenazah Ratna terdapat luka dan ditemukan ada logam di mulut," terang dr. Umi, petugas Puskesmas Mertoyudan usai melakukan visum. Wakapolres Magelang, Kompol Eko Hadi mengungkapkan, ada dua dugaan yang menjadi indikasi kuat penyebab tewasnya Ratna. Pertama, sebulan lalu, Ratna sempat cekcok dengan pembantunya bernama Sri.

"Saat ini Sri sudah dibawa ke Polsek Mertoyudan untuk dimintai keterangan," ujarnya Dugaan kedua, korban dan suaminya sempat mempunyai bisnis menjual alat elektronik keliling. "Bisnis ini mengalami pecah kongsi karena tidak cocok dengan mitra bisnis, kami masih akan mendalamainya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com