Masyarakat Pedalaman Adonara Rindukan Tenaga Bidan

ADONARA, KOMPAS.com - Masyarakat di desa desa pedaman pulau Adonara, Flores Timur merindukan tenaga bidan yang bersedia tinggal menetap di desa itu. Banyak bidan yang ditempatkan di pedalaman tetapi tinggal di kecamatan atau pusat kabupaten.

Kepala Desa Demondei, Wenseslaus Woda di Demondei, Adonara, Rabu (11/4/2012) mengatakan, desa Demondei misalnya, sudah 5 tahun terakhir tidak ada bidan. Ada satu bidan yang datang pada tahun 2011 awal tetapi hanya bertahan 2 hari kemudian pulang dengan alasan anaknya sakit di Waiwerang, ibu kota kecamatan Adonara Timur. Ia pun hilang sampai hari ini.

"Sekitar 7 kasus kematian ibu dan bayi saat melahirkan, sejak saya menjadi kepala desa, 2008. Dari jumlah ini ada 3 kasus yang terjadi saat ibu dan bayinya itu dalam perjalanan dari pulau Adonara ke Larantuka dengan kapal motor," kata Woda.

Akibat pendarahan berlebihan, ketiga ibu meninggal dunia, dan anak mereka hanya satu yang sempat hidup tetapi bertahan 3 bulan saja. Persoalan tidak hanya pada tenaga bidan, tetapi masuk kelur ke desa desa di pedalaman Adonara khususnya wilayah adonara barat hanya berjalan kaki, dengan melewati jalan setapak.

"Jalan menuju desa Demondei misalnya, ditempuh 6 jam perjalanan dari jalan utama, menuju Waiwerang. Masyarakat secara swadaya telah membangun ruas jalan itu tetapi selalu longsor pada musim hujan karena medannya sulit, berbukit- bukit," kata Woda.

Pemkab Flores Timur hanya bisa membuat janji, tanpa realisasi. Setiap menjelang Pemilukada langsung dan pemilu legislatif, janji pembangunan jalan itu selalu jadi sorotan utama.