Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Maluku Utara Lumpuh

Kompas.com - 10/04/2012, 18:35 WIB
Anton Abdul Karim

Penulis

MOROTAI, KOMPAS.com - Aktivitas di Ibu Kota Provinsi Maluku Utara, Sofifi, lumpuh. Ini menyusul adanya aksi massa menuntut pemekaran Sofifi menjadi kota madya berpisah dari Kota Tidore Kepulauan sebagai daerah induknya.

Aksi massa terdiri dari berbagai elemen masyarakat di empat kecamatan (Oba Utara, Oba Selatan, Oba Tengah dan Kecamatan Oba) dan mahasiswa sejak Senin (9/4/2012).

Massa melakukan pemblokiran di sejumlah tempat umum seperti pelabuhan penyeberangan speed boat dan pelabuhan penyeberangan ferry yang menghubungkan Ibu Kota provinsi itu dengan Ternate.

Sehari sebelumnya, aksi massa melakukan penrusakan di Kantor Gubernur Maluku Utara yang berlokasi di Desa Gusale Puncak.

Kantor Camat Oba juga menjadi bulan-bulan massa dan mengusir para stafnya keluar kantor pada Senin.

Tiga orang warga dilaporkan mengalami luka-luka saat bentrok dengan polisi pada aksi hari pertama itu.

Pada Selasa pagi tadi, aksi massa makin meluas. Sejumlah objek vital seperti pelabuhan penyeberangan dan terminal angkutan umum juga diblokir massa.

Terminal Sofifi merupakan jalur penghubung antar kabupaten di Maluku Utara. Sebab di terminal itu, empat kabupaten sangat bergantung pada jalur transportasi darat yang terpusat di terminal Sofifi.

Ratusan penumpang baik penumpang kapal ferry, penumpang speed boat maupun penumpang angkutan darat, terlantar di terminal Sofifi saat terjadi aksi pemblokiran.

Aksi pemblokiran ini berlangsung hampir dua jam. Salah satu kapal ferry dari Ternate tujuan Sofifi, akhirnya kembali ke Ternate tanpa muatan penumpang karena terjadi aksi pemblokiran.

Puluhan speed boat pun tidak melakukan aktivitas muatan karena sebagiannya turut mengukuti aksi massa.

Aktivitas pelabuhan speed boat baru berjalan beberapa jam kemudian setelah massa bergerak menuju Kantor DPRD.

Lebih sadis lagi, massa juga memblokir aktivitas belajar mengajar di 5 sekolah yang ada di Oba. Aksi pemblokiran aktivitas pendidikan ini bahkan mendapat dukungan dari para guru maupun siswa.

Mereka dengan rela meninggalkan ruangan kelas setelah disuruh pendemo tinggalkan ruangan. Para siswa pun langsung pulang ke rumah.

"Sekolah yang diblokir itu hanya sekolah SMP dan SMA saja, SD tidak," kata Sudirman Alting, koordinator massa.

Di kantor DPRD, massa sempat bentrok dengan aparat kepolisian. Kedua belah pihak terlibat saling dorong saat polisi mencoba menahan aksi massa yang hendak masuk ke Kantor DPRD.

Kejadian serupa pernah terjadi pada aksi hari perama, Senin (9/4/2012). Aksi massa ini menuntut Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan DPRD setempat mencabut penolakan pemekaran Sofifi menjadi kota madya.

"Kami juga mendesak Komisi II DPR RI agar menetapkan Sofifi sebagai kota madya menjadi agenda yang prioritas," tegas Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com