Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMM: Turunkan Harga Kebutuhan Pokok

Kompas.com - 06/04/2012, 08:50 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) meminta pemerintah lebih fokus untuk menurunkan harga kebutuhan bahan pokok, yang sudah naik terlebih dulu meski harga bahan bakar minyak (BBM) tidak jadi naik pada 1 April.

"Pemerintah harus lebih peka atas nasib rakyat miskin. Seharusnya, pascabatalnya kenaikan harga BBM, pemerintah melakukan langkah serius, guna menurunkan ulang harga-harga kebutuhan pokok yang terlanjur naik," kata Ketua Umum DPP IMM, Ton Abdillah Has, melalui surat elektronik yang diterima Antara, Jumat (6/4/2012) ini.

IMM, ujar Ton Abdillah, tidak dapat membayangkan jika pada akhirnya pemerintah mengambil celah yang diberikan Undang-Undang APBN-P 2012, dengan menaikkan harga BBM beberapa bulan ke depan, sementara kenaikan harga barang akibat gonjang-ganjing kenaikan BBM sebulan belakangan ini tidak diatasi terlebih dahulu.

Dampaknya, lanjut Ketua DPP IMM , pasti akan semakin ’mencekik’ rakyat. Apalagi, sempitnya lapangan pekerjaan, PHK yang terus mengancam, produktivitas petani yang menurun karena tak menentunya musim dan minimnya lahan garapan, serta ancaman resesi global yang menekan perekonomian nasional, akan semakin membebani rakyat.

"Perlu kami tegaskan, massifnya penolakan rakyat atas rencana kenaikan BBM beberapa waktu lalu merupakan ekspresi ’genuine’(murni/asli). Kerasnya penolakan mahasiswa di seantero nusantara adalah reaksi otentik, tanpa campur tangan partai politik, apalagi partai politik yang berkoalisi dengan pemerintah," ujarnya.

DPP IMM, ujar Ton Abdillah Has, sangat menyayangkan sikap pemerintah dan partai politik pendukungnya, yang malah mempertontonkan konflik politik yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan nasib rakyat.

"Sungguh tidak patut jika kegagalan menaikkan harga BBM bukannya diikuti dengan upaya serius pemerintah merapikan dampaknya pada kehidupan rakyat, tapi malah mempertontonkan pertikaian di antara parpol pendukung pemerintah," katanya.

IMM menilai, ancaman terjadinya kenaikan harga tersebut masih bisa saja direalisasikan, mengingat keputusan "bersayap" sidang paripurna DPR. Dewan mensyaratkan kenaikan dapat terjadi, jika harga minyak dunia mengalami kenaikan sebesar 15 persen dalam waktu enam bulan.

Di sisi lain, menurut DPP IMM, dampak langsung kepada rakyat sudah dirasakan lewat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, yang mendahului keputusan DPR dan pemerintah.

"Kondisi ini dirasakan langsung rakyat miskin yang mesti mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli beras, minyak goreng, cabai dan kebutuhan pokok lainnya. Kondisi ini sayangnya luput dari perhatian serius pemerintah, yang lebih sibuk melakukan evaluasi kegagalan di sidang paripurna DPR," kata Ton Abdillah Has.


Sumber: Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com