Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan: Kampanye Antitembakau Pangkal Pengangguran

Kompas.com - 02/04/2012, 14:50 WIB
Sutarmi

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Bowono X menilai, kampanye antitembakau akan menyebabkan jutaan petani tembakau dan pekerja pabrik kehilangan mata pencarian. Kampanye antirokok berpotensi memunculkan 10 persen pengangguran baru.

"Padahal, menurut Harvey Brenner, setiap 10 persen kenaikan pengangguran menyebabkan kematian naik 1,2 persen, serangan jantung 1,7 persen, dan harapan hidup berkurang tujuh tahun," ujar Sultan, di Bantul, DIY, Senin (2/4/2012).

Sultan memaparkan bahwa fakta dari buku Nicotine war, Perang nikotin dan Para Pedagang Obat oleh Wanda Hamilton merupakan rekayasa perusahaan farmasi transnasional.

Menurut Sultan, dalam buku itu ada dua fakta yang perlu dipahami, yakni kampanye nikotin berdampak negarif bagi kesehatan adalah publikasi sesat yang dirancang industri farmasi berskala raksasa. Lalu, tiga industri farmasi diduga "menyuap" 750.000 dollar AS untuk mendukung kampaye WHO's Nicotine Replacement Therapy agar industri farmasi bebas memanfaatkan nikotin untuk obat-obatan.

"Kampanye antinikotin perlu dikonsensus, bukan hanya dibilang haram atau merusak kesehatan. Sebab, jika tidak diwaspadai secara politis mudah ditunggangi kepentingan bisnis global yang akan mematikan industri rokok kita sendiri," ujar Sultan.

Sementara Head of Regulatory/Fiscal Affair and Strategy PT HM Sampoerna, Chris Nelson, mengatakan, Mitra Produksi Sigaret (MPS) di DIY telah memiliki tenaga kerja lebih dari 4.500 orang. "MPS selalu mendorong dan memperluas pertumbuhan ekonomi daerah, serta mendatangkan berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat," kata Chris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com