Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan Hampir Lesap

Kompas.com - 02/04/2012, 07:43 WIB

KOMPAS.com - Suatu hari di tahun 1970-an Mochtar Riady dikunjungi rekannya, saudagar yang membutuhkan dana segar. Tanpa pikir panjang, Mochtar mengucurkan pinjaman beberapa juta dollar AS kepada temannya itu, semata karena percaya. Ia tidak meminta tanda terima, tidak pula menanyakan kapan uang itu dikembalikan, pun tidak meminta bunga pinjaman.

Setengah tahun kemudian, perusahaan yang dikemudikan saudagar itu tumbuh subur. Mochtar tidak menanyakan kepada si peminjam, tidak pula tergerak mengikuti rapat umum pemegang saham. Ia percaya temannya itu tidak akan melarikan uangnya. Sebaliknya, ia bahagia bisnis temannya berjalan lancar.

Tiga tahun berlalu, Mochtar mendengar perusahaan milik saudagar itu tumbuh fantastis dan masyhur. Ia merasa sudah saatnya berbicara dengan temannya tentang proses pengembalian uang. Lalu datanglah ia kepada saudagar itu dan menyatakan ia gembira bisnis kawannya maju pesat.

Dengan cara sangat halus, Mochtar menyampaikan maksudnya untuk melebarkan sayap usahanya, dan itu baru bisa dilakukan kalau uangnya dikembalikan. Tidak lupa Mochtar utarakan bahwa cukup pokoknya saja, tidak perlu bunga pinjaman, tidak perlu pula tanda mata.

Tidak dinyana, saudagar itu menyatakan, ”Tidak bisa!” Mendengar jawaban itu Mochtar sempat tercekat, darahnya berdesir. Adakah temannya ini, yang sudah ia kenal sejak tahun 1960-an, berubah sehingga enggan membayar utang? Namun, ia kemudian sangat terharu ketika saudagar ini menyatakan tidak bisa kalau hanya pokoknya yang dikembalikan. Harus dengan bunga, kemudian Muchtar diajak menerima pembayaran pinjaman plus bunga yang besarnya 25 persen dari besaran utang. Mochtar rikuh, tetapi usahawan tersebut berkeras memberi.

Kepada anak-anaknya, Mochtar suka bertutur tentang hal ini. Bukan menekankan ”kebaikan” dia, melainkan nilai moral peminjam itu yang amat besar. Suatu hari, Mochtar menjalani operasi di Australia. Saudagar itu bersama anak-anaknya terbang ke Australia membesuk Mochtar. Di depan anak-anaknya, saudagar itu berkata, ”Inilah Pak Mochtar yang pernah membantu ayah kalian. Saya utang budi kepadanya.” Kini, Mochtar dan saudagar itu termasuk di antara 10 besar usahawan Indonesia.

Langgam Mochtar ini diutarakan di sini untuk menggugah para pebisnis tentang pentingnya rasa saling percaya. Kini rasa itu, juga pertemanan yang ikhlas, hampir lesap. Berganti sikap hitungan yang membosankan. Cara Mochtar pun khas usahawan masa silam yang bahkan tidak memerlukan tanda terima untuk peminjaman barang senilai Rp 10 miliar. Pedagang lawas memberi makna saling percaya ini. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com