Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Alam Lewat Si Kecil Tomcat

Kompas.com - 25/03/2012, 02:23 WIB

"Selama dua puluh tahun saya tinggal di sini, baru kali ini mengalami keganasan racun tomcat,” ungkap Amim (70), warga Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (24/3).

Laki-laki jangkung itu mengalami luka melepuh di sejumlah bagian tubuh akibat terkena racun maut serangga kecil tomcat atau Paederus littorarius.

Bekas luka melepuh masih terlihat di raut wajahnya, seputar pundak, dada, siku tangan kanan bagian dalam, juga ujung paha kanannya. Penderitaan serupa juga dialami Sumiati (58), istri Amim.

Amim dan istrinya merupakan bagian dari 379 warga Kota Surabaya yang mengalami luka akibat racun dari kumbang penjelajah berwarna belang hitam dengan oranye itu, yang namanya serupa dengan pesawat tempur Tomcat F-14.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, jumlah korban racun tomcat hingga Kamis (22/3) sedikitnya 500 orang, dan tersebar di 12 kabupaten. Jumlah korban tertinggi di Kota Surabaya, dan dari 31 kecamatan, serangan tomcat telah menjangkau 15 kecamatan di Surabaya.

Amim berpendapat, serangga sepanjang satu sentimeter (cm) itu mulai ekspansi ke rumah penduduk karena areal persawahan di kawasan Sememi makin sempit, sementara populasi tomcat makin banyak.

”Dulu di sini banyak sawah, tetapi sekarang justru dipadati rumah-rumah berbagai model, yo dadine ngene dicokoti (ya jadinya seperti ini digigiti),” kata Amim sembari menambahkan, tomcat biasanya menyelinap ke rumah penduduk menjelang malam ketika lampu dinyalakan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Samsul Arifin, tomcat berkembang baik di lingkungan yang lembab, seperti persawahan. Namun, sejatinya binatang kecil itu sahabat petani karena bertindak sebagai predator hama wereng.

Jadi, upayanya bukan pemusnahan tomcat, melainkan pengendalian populasi. Pasalnya, kumbang ini memangsa hama wereng, larva ulat bulu, kutu daun, lemut, apis, dan mrutu.

Pengendalian populasi tomcat pun melalui penyemprotan pestisida organik dengan bahan dari laos, daun mimbo, mahoni, dan bawang putih. Ada cara lain untuk membasmi, yakni mengandalkan predator seperti cicak, kadal, biawak, dan katak.

Para ahli memperkirakan serangan tomcat ke permukiman akibat perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan alih fungsi lahan. Mungkin ada sesuatu yang keliru jika tomcat merambah ke tempat tinggal manusia. Apakah ini pertanda alam sedang murka, lalu memberi peringatan lewat serangga kecil itu? Entahlah.... (Samuel Oktora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com