JEMBER, KOMPAS -
Di Jember sedikitnya 1.371 rumah di Dusun Curahlele dan Dusun Kraton, Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo, Kamis, terendam banjir kiriman karena meluapnya Sungai Kalisanen.
Di Blitar dipicu hujan deras dan banjir longsor selama dua hari terakhir, sebanyak 170 rumah dan 50 hektar (ha) sawah siap panen terendam air hingga ketinggian 70 sentimeter (cm).
Adapun di Medan sedikitnya 200 rumah di Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun, terendam banjir selama 12 jam lantaran Sungai Deli meluap sejak Kamis (8/3) dini hari. Warga terpaksa tidur di lantai dua rumah mereka atau mengungsi ke rumah tetangga. Banjir mulai menggenangi rumah warga pukul 00.30, saat hujan melanda Kota Medan dan sekitarnya. Menjelang subuh, ketinggian air mencapai 120 cm. Lambat laun banjir surut, dan baru benar-benar surut pada Kamis pukul 12.00.
Banjir musiman di Jember disebabkan curah hujan sangat tinggi, mencapai 110 milimeter, dan ketinggian air di dua dusun itu mencapai 90-270 cm. Jumlah rumah yang terendam air di Dusun Curahlele 571, dan di Dusun Kraton sekitar 800 rumah.
”Walaupun hujan turun sepanjang malam, air mulai menggenangi perkampungan sekitar pukul 04.00. Saat itu warga mulai panik dan berupaya menyelamatkan diri atau mengungsi,” kata Munir, petugas keamanan kebun di Afdeling Pondok Suto, Dusun Curahlele.
Penduduk diungsikan di Kantor Afdeling Pondok Suto, Kebun Kalisanen, PT Perkebunan Negara XII. Walaupun air masih tinggi, sebagian pengungsi ada yang kembali ke rumah karena ingin menjaga dan menyelamatkan barang-barang di rumahnya. Ratusan ternak pun ikut diungsikan ke lokasi yang lebih aman, yakni di kebun karet dekat Kantor Afdeling Pondok Suto.
Kepala Desa Wonoasri Budi Santoso mengatakan, sejak musim hujan lalu, sudah delapan kali desanya terkena banjir, dan menggenangi rumah-rumah penduduk.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Blitar Joni Setiawan menuturkan, banjir dan longsor terjadi di sejumlah desa pada Kamis pagi. ”Menurut informasi dari camat setempat, kerugian mencapai