ADONARA, KOMPAS.com — Lagi-lagi pasien dari Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, harus meninggal karena ketiadaan rumah sakit di pulau itu. Terakhir, korban kecelakaan di pulau itu meninggal setibanya di Larantuka di Pulau Flores yang merupakan ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Perjalanan panjang selama 2,5 jam diduga menyebabkan Amfi (16) kehabisan darah dan meninggal setibanya di Larantuka, Rabu (7/3/2012) dini hari tadi.
Siswa SMA Waiwerang di Pulau Adonara itu jatuh dari truk bermuatan pasir di Mewet, kemarin. Karena tidak ada rumah sakit di Adonara, oleh pihak keluarga Amfi kemudian dibawa ke Larantuka. Perjalanan laut dari Waiwerang menuju Larantuka itu membutuhkan waktu 2,5 jam, sehingga korban pun kehabisan darah.
"Begitu tiba di Larantuka dan hendak dibawa ke rumah sakit, korban tidak sadarkan diri lagi. Korban diduga kehabisan darah akibat perjalanan yang lama," kata Samuel Kopong, anggota keluarga korban melalui telepon seluler dari Waiwerang.
Menurut Kopong, jika di Adonara yang penduduknya 135.000 jiwa itu memiliki rumah sakit sendiri, tentu korban bisa ditolong.
Pulau Adonara memiliki tujuh kecamatan dan sejak 2006 mengusulkan diri menjadi daerah otonom, pisah dari Kabupaten Flores Timur, tetapi belum disetujui pemerintah dan DPR. Sudah banyak warga yang sakit parah di pulau itu termasuk ibu hamil. Yang melahirkan, mati secara sia-sia karena pendarahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.