Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Desainer Punya Jiwa "Entrepreneur"

Kompas.com - 06/03/2012, 19:08 WIB

"Saya mulai suka dengan dunia fashion sejak usia belasan, saat itu saya hanya ingin melihat ibu saya tampil cantik," ungkap desainer kelahiran 17 Mei 1977 yang memutuskan untuk membuka label fashion secara mandiri Ylamngoa pada 2012 ini.

Natasha Dame Novita
Sementara bagi pemenang ketiga, Natasha Dame Novita, sarung lebih terangkat nilainya ketika diolah menjadi busana siap pakai yang gaya, dipadukan dengan kaos berteknik emboss. Natasha merancang sarung menjadi busana siap pakai berkesan fun, sebagai rok yang dipadukan dengan bahan see-through, juga bolero, serta sarung yang dipakai dengan diikat pada bagian perut, lalu dijadikan semacam popok dengan mengaitkan bagian bawah sarung ke lipatan atas di perut. "Sarung jadi popok, begitu saya menyebutnya," kata perempuan kelahiran 24 November 1986 ini.

Sederhana saja idenya, namun perempuan yang masih mengeyam pendidikan di Lembaga Pendidikan Tata Busana Susan Budihardjo sejak September 2011 lalu ini berhasil membuktikan bagiamana sarung dapat dikreasikan sebagai busana siap pakai yang siap dijual. Untuk koleksinya ini, Natasha membanderol harga maksimal Rp 300.000.

Rianti Oktaviany Tantra
Untuk kali pertama, Rianti mengikuti kompetisi fashion, sama seperti Natasha. Namun perempuan kelahiran 3 Oktober 1992, pemilik label fashion La Tou Li ini membuktikan keahliannya merancang sarung Gajah Duduk menjadi busana multifungsi. Rok yang bisa dijadikan dress, sarung yang dijadikan celana kerut pendek serta atasan yang dapat dikreasikan menjadi berbagai gaya busana.

Rianti baru saja menyelesaikan pendidikan fashion di Lembaga Pendidikan Tata Busana Susan Budihardjo pada Oktober 2011. Pengalaman pertamanya mengikuti kompetisi berbuah manis karena ia berhasil masuk menjadi finalis, bersaing dengan tujuh peserta lainnya untuk kemudian mendapatkan pengakuan sebagai empat desainer favorit yang berhasil menunjukkan kreativitas dan kemampuannya menjadi entrepreneur fashion.

Konsep busana multifungsi menjadi pembeda Rianti. Baginya, setiap orang dapat bermetamorfosis dengan busananya. "Satu busana bisa menjadi delapan gaya," ungkapnya. Bagi Rianti, konsep busana multifungsi dapat menjadi solusi bagi penggemar fashion yang selalu ingin tampil beda, meskipun hanya menggunakan satu busana. Untuk koleksinya ini, Rianti mematok harga Rp 175.000 - Rp 250.000.

Meski tampil dengan beragam gaya busana dan garis rancang yang tak sama, keempat desainer ini sepakat tak mudah mengolah sarung menjadi busana siap pakai. Motif dan ukuran sarung menjadi kesulitan utamanya. Karena ukuran sarung yang terbatas (lebar bahan terbatas untuk setiap motifnya), alhasil hal ini memengaruhi harga jual. Belum lagi jika sarung atau bahan dari kain nusantara tergolong kategori premium, harga jual busana pun akan semakin tinggi. Ketersediaan bahan yang berkualitas, menjadi kebutuhan sekaligus kendala bagi desainer dalam menyediakan busana siap pakai yang lebih terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com