Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTPN XII Garap Gula Tebu Merah untuk Industri

Kompas.com - 02/03/2012, 21:33 WIB
Siwi Yunita Cahyaningrum

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — PT Perkebunan Nusantara XII kini mulai menggarap gula merah untuk kebutuhan industri. Produksi gula merah menggantikan sebagian produksi kopi robusta dan gula pasir, yang lebih dulu dikembangkan.

Agus Kusnin Santoso, Manajer Kebun Kalirejo dan Pegundanan, PTPN XII Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (2/3/2012), mengatakan, pangsa pasar untuk gula tebu merah lebih menjanjikan dibandingkan kopi robusta dan gula pasir.

Dalam sehari, permintaan gula tebu merah bisa mencapai 50 ton bahkan lebih untuk wilayah Jawa Timur. Namun, pasokan masih tergantung industri rumah tangga yang kapasitasnya terbatas bahkan kosong saat musim hujan.

”Berapa pun kami cetak, selalu habis, sampai saat ini kami baru bisa menyuplai 1,5 -2 ton per hari,” kata Agus.

Gula tebu merah merupakan produk gula yang dihasilkan dari tebu. Produk ini hampir sama dengan gula pasir, tetapi tidak melalui proses pemutihan dan pengkristalan. Dari segi warga mirip dengan gula kelapa, tetapi cita rasanya tak berbeda dengan gula pasir.

Asisten Teknik dan Pengolahan Kebun Kalirejo Guntur Prihatomo mengatakan, produksi gula tebu merah sudah dimulai sejak Januari lalu.

Dari kapasitas 50 ton, baru dimanfaatkan sekitar 1,5-2 ton. Minimnya jumlah kapasitas disebabkan belum banyaknya rendemen tebu yang dihasilkan.

Saat ini bahan baku gula tebu merah berasal dari 136 hektar tebu di Kalirejo. Rendemen pada musim hujan hanya mencapai 7 persen atau lebih rendah dari musim kemarau yang diperkirakan bisa mencapai 10 persen.

Industri gula tebu merah ini telah menggantikan kopi robusta dan gula pasir yang pernah dikembangkan di perkebunan itu. Menurut Agus, harga kopi robusta produksi perkebunan Kalirejo terus menurun sejak tahun 1990-an.

”Jika sebelumnya kopi bisa menghidupi 3 pekerja, kini satu pekerja pun tidak cukup. Akhirnya kami tutup dan pabriknya menganggur,” katanya.

Gula pasir yang diproduksi PTPN XII dari kebun tebu Kalirejo juga dinilai kurang menguntungkan. Meski profit, menurut Agus, tidak seberapa besar karena PTPN XII hanya mempunyai bahan baku, sedangkan pengolahannya dilakukan di pabrik milik perusahaan lain.

Hasil yang diperoleh per hektar dari sistem bagi hasil giling tebu hanya sekitar Rp 16 juta per hektar. Dengan adanya pengolahan gula tebu merah, hasil yang diperoleh Rp 7 juta lebih besar dari hasil gula pasir.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com