Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elang Jawa Kehilangan Habitat

Kompas.com - 29/02/2012, 15:19 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Kerusakan alam di Pulau Jawa bagian tengah berpotensi memisahkan habitat populasi elang jawa (Spizaetus bartelsi) di Pulau Jawa bagian barat dan timur. Situasi ini dikhawatirkan semakin mengancam populasi elang jawa yang sekarang tinggal 325 pasang.

Ketua Raptor Indonesia Zaini Rakhman mengatakan, dengan hilangnya koridor populasi elang jawa di Pulau Jawa bagian tengah, habitat burung-burung pemangsa tersebut akan semakin sempit. Situasi ini bisa berujung pada terjadinya perkawinan sedarah (inbreeding) yang berpotensi menurunkan daya tahan serta kualitas keturunan elang jawa.

Selain itu, habitat alam berupa hutan menjadi tempat utama kehidupan elang jawa. "Sekitar 75 persen kehidupan elang jawa berada di hutan sehingga hewan ini sangat bergantung pada hutan. Makanan elang jawa juga khas, yaitu hewan-hewan endemik, seperti tikus," ucapnya, Rabu (29/2/2012) di Yogyakarta.

Sekarang, habitat hutan di Jawa bagian tengah semakin sempit. Sebagai contoh, kawasan hutan di sekitar lereng Merapi yang dulu dihuni sekitar 12 pasang elang jawa kini tinggal tersisa lima ekor. Kerusakan hutan di lereng Merapi akibat erupsi tahun 2010 mengakibatkan elang-elang tersebut berpindah tempat.

Zaini menjelaskan, dari sekitar 311 jenis elang, terdapat 75 jenis elang yang hidup di Indonesia. Adapun elang jawa merupakan salah satu jenis elang endemik khas Jawa.

Dengan kekhasannya berupa jambul di kepala, elang Jawa diyakini sebagai garuda yang dipilih para pendiri bangsa sebagai simbol negara Indonesia.

Perburuan terbesar

Menurut Zaini, setidaknya ada tiga faktor utama penyebab penurunan populasi elang jawa, yaitu perdagangan atau jual beli satwa ilegal, kerusakan habitat, dan pemakaian pestisida. Dari tiga penyebab tersebut, perdagangan ilegal menduduki peringkat utama (53 persen) disusul kerusakan habitat (42,3 persen) dan pemakaian pestisida (4,7 persen).

"Kepemilikan elang jawa masih sangat tinggi. Di Yogyakarta saja ada sekitar 40 ekor elang berbagai jenis yang dilindungi, tetapi dipelihara secara ilegal," paparnya.

Dari segi populasi, pertambahan populasi elang jawa sangat lamban, hanya sekitar 22 pasang per tahun. Populasi elang jawa tergolong lambat sebab setiap induk elang jawa hanya mampu bertelur satu butir setiap dua hingga tiga tahun.

Ketua Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Pembayun mengimbau kepada masyarakat yang memelihara elang jawa secara ilegal agar segera mengembalikan ke pihak yang berwenang. Sebab, elang jawa kini sudah mendekati ambang kepunahan.

Dalam waktu 20 tahun ke depan, tingkat kepunahan elang jawa mencapai 20 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com