Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padi di Merauke dan Kota Batu Rusak

Kompas.com - 29/02/2012, 03:23 WIB

Merauke, Kompas - Penyakit blas (Pyricularia grisea) atau penyakit busuk leher menyerang tanaman padi seluas 68 hektar di sentra pertanian padi di Distrik Tanah Miring dan Semangga, Merauke, Papua, dan serangan serupa merusak sekitar 15 hektar tanaman padi di Kota Batu, Jawa Timur.

Meski di Jawa Timur (Jatim) laporan serangan terbesar oleh hama tikus, kali ini blas membuat batang tanaman padi membusuk dan telah mengganggu produktivitas padi. Serangan hama itu menimpa 15 hektar (ha) sawah dari total lahan sawah di Kota Batu seluas 2.500 ha.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Merauke kini menyiapkan penyemprotan secara massal. ”Serangan masih dalam kategori ringan sehingga bisa dikendalikan,” ucap Edi Santoso, Kepala Bidang Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Merauke, di Merauke, Selasa (28/2).

Penyakit blas ini disebabkan oleh cendawan patogen Pyricularia oryzae. Gejala serangan penyakit blas ditandai munculnya bercak-bercak coklat pada batang daun. Bila penyakit ini dibiarkan, daun padi akan mengering sehingga tanaman akan mati. ”Serangan bersifat spot-spot secara sporadis, dan tidak meluas dalam satu kawasan,” ungkap Edi.

Kota Batu

Kepala Dinas Pertanian Pemkot Batu, Jatim, Sugeng Priyanto didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Mat Ali menjelaskan, serangan terutama muncul di sentra tanaman padi di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo. ”Bisa diatasi dengan pemberian pestisida, dan upaya untuk membatasi serangan dengan panen dini. Sejak dilaporkan hingga kini belum ada laporan tambahan luasan serangan,” kata Mat Ali.

Suyono, petani padi di Desa Junrejo, menjelaskan, tahun ini harga gabah hanya Rp 3.000- Rp 4.000 per kilogram (kg).

Jatuhnya harga gabah juga terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang anjlok dari Rp 4.200 per kg menjadi Rp 3.600 per kg dalam seminggu terakhir. Harga diperkirakan akan terus turun saat panen raya, Maret 2012. ”Bila terus menurun hingga Rp 3.600 per kg bisa dipastikan akan makin banyak petani yang merugi,” kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Kabupaten Tasikmalaya, Sambas Abdul Faridh. (CHE/RWN/ODY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com