Wakil Direktur Pelaksana Medik dan Perawatan RSUD Dr Doris Sylvanus Irly Yulia mengatakan, dua pasien harus dirawat menggunakan tempat tidur lipat. ”Sekarang rumah sakit amat padat sehingga sebagian pasien DBD dirawat di ruang anak dan penyakit dalam,” kata Irly di Palangkaraya, Jumat (24/2).
Jumlah pasien DBD di RSUD Dr Doris Sylvanus memang melonjak sehingga rumah sakit padat. Peningkatan jumlah pasien setiap bulan dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya.
Direktur RSUD Dr Doris Sylvanus Suprastija Budi mengatakan, lonjakan jumlah pasien DBD seiring status kejadian luar biasa di Palangkaraya yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, Februari 2012.
”Penanganan di rumah-rumah berupa pemberantasan jentik dan nyamuk serta menjaga kebersihan harus ditingkatkan,” ujarnya.
Lonjakan jumlah pasien tertinggi pada Desember 2011 sebanyak 39 orang, atau tiga kali lipat dibandingkan November 2011 yang hanya 12 orang. Januari 2012, jumlah pasien DBD di RS itu 47 orang. Padahal, selama Agustus-Oktober 2011, tak ada pasien DBD yang dirawat.
Jumlah korban DBD yang meninggal di RSUD Dr Doris Sylvanus empat orang, tiga orang pada Februari 2012 dan satu orang pada Desember 2011. Keadaan mereka sudah parah saat dibawa ke RS atau mengalami dengue shock syndrome.
Meskipun padat, sejauh ini belum ada pasien yang dirawat
Bila tersedia kasur kosong, pasien yang dirawat di tempat tidur cadangan langsung dipindahkan. Rumah sakit itu dapat menampung 245 pasien dengan kapasitas terbesar, yakni kelas tiga sebanyak 96 orang. Pihak RSUD saat ini menyiapkan 20 tempat tidur lipat.