YOGYAKARTA, KOMPAS -
Dalam tiga hari terakhir, aktivitas kegempaan Merapi menurun drastis. Meski demikian, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta tetap mengecek langsung dengan mengambil sampel kimia dan mengukur suhu kawah di puncak Merapi.
”Pengambilan sampel kimia dan pengukuran suhu dilakukan di titik-titik di mana solfatara keluar dengan suhu dan tekanan yang tinggi,” kata Subandriyo, Kepala BPPTK Yogyakarta.
Menurut Subandriyo, pengecekan sampel kimia dan pengukuran suhu merupakan salah satu upaya untuk mengetahui lebih jauh proses aktivitas vulkanik yang terjadi di puncak Merapi. Upaya ini untuk melengkapi pemantauan sebelumnya, seperti pemantauan deformasi, visual, dan seismik.
Kemarin, aktivitas kegempaan di Merapi terus menurun. Gempa vulkanik dangkal yang tercatat hanya sebanyak 1-2 kali, kemudian gempa multifase hanya 10-20 kali per hari. Aktivitas ini jauh lebih lemah dibandingkan kondisi dua pekan lalu, sejak Kamis (9/2) hingga Minggu (19/2) rata-rata terjadi 13-63 kali gempa multifase, 1-35 kali gempa vulkanik dangkal, 1-3 kali guguran, dan 1-3 kali gempa tektonik.
Meski aktivitas kegempaannya sempat meningkat, BPPTK Yogyakarta memastikan status aktivitas Merapi tetap normal.
Pekan ini, cuaca di sekitar lereng Merapi selalu diliputi mendung dan hujan lebat pada sore hingga menjelang malam. Informasi tentang naiknya aktivitas kegempaan Merapi sejak dua pekan lalu tidak memengaruhi aktivitas warga sekitar.
Anwar (30), warga Cangkringan, mengatakan, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak terpengaruh dengan kabar tersebut. ”Yang kami cemaskan justru lahar dingin sebab beberapa hari ini hujan deras turun di lereng,” ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperbaiki dam sabo dan kantong lahar rusak di Gunung Galunggung. Pemkab Tasikmalaya mengaku tidak memiliki uang untuk memperbaiki sarana mitigasi itu.
”Kami memperkirakan biaya perbaikannya mencapai puluhan miliar rupiah. Kami belum punya dana untuk memperbaikinya,” kata Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ullum.