Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Sebabkan Ranjau Darat Bermunculan

Kompas.com - 21/02/2012, 09:23 WIB

LIMA, KOMPAS.com — Banjir akibat air sungai meluap di Peru dan Cile telah merontokkan banyak rumah, membuat orang mengungsi, dan benda yang lebih seram muncul ke permukaan, yaitu ranjau darat. Perbatasan kedua negara pun ditutup, Senin (20/2/2012).

Hujan lebat pada musim panas, yang dikatakan para ahli meteorologi karena serangkaian sistem tekanan rendah yang berasal dari bagian selatan Samudra Atlantik pada Februari, telah menghancurkan tanaman di Peru dan membuat air sungai meluap di Cile utara.

Ranjau antipersonel dan antitank, yang diletakkan di sekitar daerah aliran Sungai Lluta di Cile pada 1970-an ketika terjadi ketegangan antarkedua negara, juga telah muncul ke permukaan, kata sejumlah pejabat. Sebagai langkah pencegahan, pemerintah Cile, Senin, meledakkan empat ranjau yang ditemukan di dekat jalan raya yang menghubungkan kota Tacna di Peru dengan Arica di Cile.

”Air menghanyutkan bom lain, jadi kami memantau setiap dua jam untuk melihat apa yang terjadi,” kata Ximena Valcarce, pejabat regional di Cile, kepada harian La Tercera.

Perbatasan tersebut dapat dibuka kembali Selasa jika ranjau yang dihanyutkan air ke arah jalan raya utama ditemukan. Kedua kota itu sangat mengandalkan jalan raya untuk mengirim barang, mulai dari makanan sampai obat. Meski perdagangan dan penanaman modal mengalir kuat di antara  kedua negara yang ekonominya berkembang cepat tersebut, Peru dan Cile menghadapi masalah perbatasan sejak Cile menang dalam Perang Pasifik 1879-1883. Peru telah membawa sengketa wilayah laut dengan Cile ke Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda.

Cile telah mengungsikan pekerja dan warga di dekat Sungai Lluta. Banjir telah bertambah parah di Peru, tempat lebih dari 4.500 rumah dan 99 hektar tanaman rusak pada Februari di wilayah pantai hingga dataran rendah Amazon.

Petugas meteorologi mengatakan Peru mungkin sedang menghadapi musim panas paling basahnya. ”Sistem (tekanan rendah) ini mengubah seluruh atmosfer Peru dan inilah sebabnya mengapa curah hujan berada di atas rata-rata,” kata Nelson Quispe dari dinas cuaca nasional Peru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com