YOGYAKARTA, KOMPAS -
Selama tahun 2012, di DIY, khususnya Sleman, akan dibangun sebanyak 3.023 hunian tetap (huntap) bagi 2.682 keluarga korban erupsi Merapi dan 341 keluarga korban lahar dingin Merapi. Pembangunan huntap tersebut membutuhkan lahan seluas 36,828 hektar.
”Kebutuhan lahan untuk huntap 36,828 hektar, 34,53 hektar di antaranya menggunakan tanah kas desa. Saat ini, tanah kas desa yang telah dibangun 2,8 hektar dan lahan yang siap dibangun 5,7 hektar. Sisanya sedang dalam proses penyelesaian administrasi,” kata Kepala Bagian Humas Kabupaten Sleman Endah Sriwidiastuti di Yogyakarta, Senin (20/2).
Setiap keluarga rencananya akan mendapatkan lahan untuk huntap seluas 100 meter persegi serta 50 meter persegi untuk pengadaan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum). Pembangunan huntap, fasos, dan fasum akan dibiayai dana APBN dan APBD.
Tahun 2011 lalu, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp 385,253 miliar untuk pembangunan huntap. Dana tersebut berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum (Rp 229,581 miliar), APBD Pemprov DIY (Rp 4,945 miliar), APBD Kabupaten Sleman (Rp 530 juta), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Rp 150,207 miliar).
”Untuk pembebasan lahan tahun 2011 lalu, Pemprov DIY mengucurkan dana sebesar Rp 1,427 miliar,” kata Endah.
Salah satu pembangunan huntap yang saat ini masih berlangsung berada di Dusun Karangkendal, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Di lahan seluas 13.600 meter persegi tersebut, sebanyak 81 keluarga dari Dusun Pelemsari/Kinahrejo melakukan bedhol dusun atau relokasi mandiri secara bersama-sama.
”Bagi warga yang melakukan relokasi mandiri, nantinya lahan seluas 100 meter persegi yang digunakan untuk pembangunan huntap akan diganti rugi pemerintah sesuai harga tanah kas desa. Pemerintah juga membantu pembangunan huntap beserta fasos dan fasumnya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman Urip Bahagia.
Pembangunan huntap warga Dusun Pelemsari sekarang sudah 80 persen. Tempat ini nantinya akan dilengkapi berbagai macam fasilitas, seperti tempat pendidikan anak usia dini, balai dusun, tempat ibadah, kandang ternak, drainase, talut, dan instalasi pengolahan air limbah komunal.