KUDUS, KOMPAS -
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santoso, Kamis (16/2), mengatakan, pada tahun ini ada enam desa di Kecamatan Jekulo, Undaan, dan Mejobo, Kabupaten Kudus, yang menjadi sasaran program itu.
Selama ini, desa-desa yang hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun itu yakni Desa Bulungcangkring, Gulang, Kesambi, Ngemplak, dan Karangrowo.
Pemkab Kudus berniat membangun tambak di desa-desa yang menjadi langganan banjir itu. Di Desa Kirig dan Gulang akan dibangun tambak masing-masing seluas 2 hektar, sedangkan di empat desa lain masing-masing 7,5 hektar. ”Anggaran yang dibutuhkan Rp 1,8 miliar, yaitu
Selain itu, di Desa Kesambi dan Kirig, program kampung rawa akan dilengkapi dengan demplot padi inpara yang dapat bertahan selama dua minggu dalam genangan. Di Kesambi akan dibuat demplot padi yang dikembangkan Balai Penelitian Teknologi Pertanian Jateng itu seluas 3 hektar, sedangkan di Desa Kirig seluas 2 hektar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus, areal sawah langganan banjir di Kudus seluas 1.510 hektar. Sawah itu tersebar di Kecamatan Mejobo, Undaan, dan Jekulo.
Dari luasan itu, sebanyak 660 hektar selalu tergenang banjir
Banjir di sejumlah kawasan itu terjadi karena Sungai Juwana dan anak-anak sungainya belum dinormalisasi. Sedimentasi sungai-sungai itu menyebabkan air banjir di areal persawahan lama surut karena air tidak bisa kembali mengalir ke sungai.