Cuaca Ekstrem Belum Berakhir

FRANKFURT, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem yang melanda kawasan Eropa masih belum berakhir. Di Frankfurt, Jerman, sepanjang hari Sabtu (11/2), matahari bersinar cerah, tetapi angin dingin seperti menusuk tulang.

Wartawan Kompas Dewi Indriastuti yang berada di Frankfurt melaporkan, di jalanan dan di stasiun kereta jarak dekat yang melintasi Frankfurt, orang-orang mengenakan mantel tebal dan sepatu bot. Beberapa di antara mereka menggunakan tutup kepala, sarung tangan, dan syal.

Merry, warga Indonesia yang sudah beberapa tahun tinggal di Frankfurt, mengakui cuaca kali ini sangat aneh. ”Matahari bersinar cerah, tetapi anginnya sangat dingin. Lalu bisa saja tiba-tiba turun salju,” katanya.

Di sekitar Bandara Frankfurt, Minggu pagi, keadaan baru mulai terang sekitar pukul 07.30. Salju masih menutupi sebagian atap gedung terminal bandara. Salju juga menutupi beberapa bagian tepi jalan.

Pengusaha kecil dan menengah dari Indonesia yang menjadi peserta pameran internasional Ambiente-Frankfurt di Messe-Frankfurt berbekal baju hangat berlapis-lapis. Kendati di dalam gedung pameran hangat, perjalanan dari hotel ke lokasi pameran dan sebaliknya suhu terasa sangat dingin.

Pada hari Minggu ini diperkirakan suhu udara tertinggi sekitar minus 4 derajat celsius pada tengah hari dan minus 7 derajat celsius pada tengah malam yang akan diwarnai turun salju.

Kendati demikian, suhu dirasakan akan lebih dingin ketimbang suhu udara sesungguhnya akibat embusan angin dingin dari arah kutub. Cuaca ekstrem Eropa telah menelan korban tewas hingga lebih dari 300 orang.