Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Ketapang Amankan 170 Ton Pasir Zirkon

Kompas.com - 09/02/2012, 20:17 WIB
Agustinus Handoko

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Ketapang, Kalimantan Barat, mengamankan 170 ton pasir jenis zirkon dari salah satu kapal. Zirkon diduga berasal dari pertambangan liar di Ketapang.

Kepala Kepolisian Resor Ketapang, Ajun Komisaris Besar I Wayan Sugiri, yang dihubungi dari Pontianak, Kamis (9/2/2012), mengatakan, saat ini jajarannya masih memeriksa beberapa saksi.

"Sampai saat ini penyidik belum menetapkan tersangka, karena masih melengkapi berkas-berkas pemeriksaan, mencocokkan kondisi lokasi pertambangan dengan dokumen yang disertakan dalam pengangkutan, dan melakukan uji laboratorium," ujar Sugiri.

Zirkon adalah salah satu jenis mineral tambang mirip pasir. Biasanya, zirkon digunakan untuk bahan baku pembuatan keramik, perhiasan, dan komponen elektronik.

Sugiri mengemukakan, Kapal Arief Sosial pengangkut zirkon itu ditangkap pada 28 Januari lalu di Jembatan Pawan II, Ketapang. Polisi menduga, zirkon yang diangkut itu berasal dari pertambangan ilegal di Ketapang.

"Dokumen milik perusahaan PT C memang ada, tetapi kami sedang selidiki. Kami curiga zirkon itu bukan berasal dari lahan tambang mereka, melainkan dari pertambangan ilegal," ujar Sugiri.

Polisi sedang memeriksa secara intensif kondisi wilayah tambang milik PT C. Selain itu, polisi melakukan uji laboratorium terhadap zirkon di laboratorium Badan Standardisasi Nasional (Baristan) Pontianak.

Kepala Seksi Konservasi Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat, Bambang Santoso, menambahkan, dalam pemeriksaan lapangan beberapa waktu lalu, ditemukan banyak pertambangan liar berbagai jenis mineral di Ketapang.

Saat pemeriksaan lapangan itu juga terungkap, ada perusahaan pemilik izin tambang yang sebagian besar tambangnya justru berasal dari tambang ilegal, bukan dari wilayah konsesinya. "Mereka hanya menampung," ujar Bambang.

Bambang mengungkapkan, mineral tambang jenis zirkon dari Kalimantan Barat pada umumnya dikirim antarpulau ke Jawa atau Sumatera, untuk selanjutnya diekspor ke China. Pasar terbesar hasil tambang dari Kalimantan Barat adalah China.

"China berani membeli mineral tambang yang kadarnya rendah, tetapi saya curiga bahwa mereka akan mengekstrak lagi mineral itu dan mengambil jenis mineral lainnya," ujar Bambang.

Bambang mengungkapkan, selain sebagai bahan baku keramik, ekstrak lain dalam zirkon di antaranya adalah elmenit dan titan. Itu bahan yang mengandung zat radioaktif.

"Sayangnya, pelaku pertambangan di Indonesia lebih suka mengekspor dalam bentuk raw material, dibandingkan dengan mengolahnya terlebih dulu sehingga nilai tambah paling tinggi justru dinikmati negara pengimpornya," kata Bambang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com