Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sewa Lahan Terus Meningkat

Kompas.com - 09/02/2012, 04:29 WIB

KUDUS, KOMPAS - Harga sewa lahan pertanian irigasi di Kabupaten Kudus dan Demak, Jawa Tengah, naik dari Rp 12 juta-Rp 19 juta menjadi Rp 20 juta-Rp 22 juta per hektar per tahun. Kenaikan itu dipicu tingginya harga gabah kering panen dan gabah kering giling pada musim tanam pertama.

Busri (47), petani Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Rabu (8/2), mengatakan, harga sewa sawah tertinggi di Kalirejo yakni Rp 22 juta per hektar per tahun. Padahal, tahun 2011 masih Rp 18 juta per hektar per tahun.

Sebagian besar lahan pertanian yang naik adalah lahan bondo desa (tanah kas desa). Petani harus membayar di muka uang sewa lahan itu dan diberi waktu selama 10 hari setelah ada persetujuan dengan pemilik lahan. ”Hal itu cukup memberatkan petani karena petani tidak dapat menikmati keuntungan yang lebih. Tapi, bagaimana lagi, petani tidak punya pilihan lain,” kata Busri.

Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kudus, Hadi Sucahyono, mengemukakan, pengalaman di tahun 2011 pada panen musim tanam pertama, petani umumnya memperoleh penghasilan Rp 16 juta per hektar. Hal itu menyebabkan petani tidak dapat mengembalikan modal tanam dan sewa lahan dalam semusim sebab biaya produksi Rp 5 juta per hektar dalam setiap musim tanam.

Pada musim tanam pertama tahun 2012 ini, petani juga belum bisa menikmati untung meski meraih penghasilan Rp 24 juta per hektar. Biaya itu harus dikurangi ongkos produksi Rp 6,5 juta per hektar dan biaya sewa lahan Rp 22 juta per hektar per tahun.

”Petani kemungkinan baru bisa meraih untung pada musim tanam kedua dan ketiga karena telah balik modal pada musim tanam pertama dan kedua,” ujar Hadi.

Harga pemerintah

Di Demak, tokoh petani Kecamatan Mijen sekaligus Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Demak Suradi mengatakan, sewa lahan pertanian di daerah-daerah lumbung padi Demak juga meningkat. Pada tahun 2011 sewa lahan Rp 12 juta-Rp 15 juta, kini melonjak mencapai Rp 20 juta-Rp 22 juta per hektar per tahun.

Agar petani tetap menikmati keuntungan di saat harga sewa lahan naik, pemerintah perlu menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah. Misalnya, harga gabah kering panen yang saat ini Rp 2.640 per kilogram dinaikkan menjadi Rp 3.500- Rp 4.500 per kilogram.

”Harga gabah pada tahun ini cukup tinggi sehingga petani untung. HPP perlu dinaikkan agar petani tetap menikmati keuntungan pada saat harga gabah rendah,” kata Suradi.

Suradi menambahkan, biasanya harga gabah rendah pada musim tanam kedua akibat serangan wereng dan hama. Dengan kenaikan HPP pada tahun ini, gabah petani yang harganya rendah dapat diserap Bulog sehingga petani tetap merasakan keuntungan meski harga sewa lahan pertanian naik. (HEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com