Turunnya suhu udara pada musim dingin itu mulai terlihat pertengahan Januari di bagian timur Rusia dan Siberia. Lalu, bergerak ke bagian timur dan tengah Eropa hingga mencapai bagian barat dan selatan pada akhir Januari hingga awal Februari.
Dibandingkan dengan cuaca dingin yang ekstrem pada musim dingin tahun 2009/2010, cengkeraman udara dingin tahun ini datang lebih lambat. Pada tahun 2009/2010, kondisi dingin sudah dimulai pada pertengahan Desember dan berlanjut hingga Februari.
Sebaliknya, pada musim dingin saat ini, pada Desember dan Januari suhu di sebagian besar wilayah Eropa tercatat di atas normal. Karena itu, musim dingin tahun ini tidak akan lebih dingin dibandingkan catatan suhu ekstrem seperti yang terjadi pada 2009/2010. Namun, ada beberapa suhu rendah telah tercatat di beberapa tempat saat ini dan beberapa hari mendatang.
Beberapa negara Eropa mulai 2 Februari hingga 3 Februari lalu mengalami malam terdingin pada musim dingin ini. Suhu paling dingin tercatat di Kvikkjokk di bagian utara Swedia, yaitu minus 42,7 derajat celsius. Temperatur ini merupakan yang terendah di Swedia sejak tahun 2001.
Di Polandia, suhu udara
Di Jerman, suhu turun hingga minus 26,4 derajat celsius. Di Inggris juga mengalami malam terdingin pada musim dingin tahun ini. Suhu terendah mencapai minus 11,3 derajat celsius tercatat di Wales. Masa udara dari Siberia yang melanda Portugal menyebabkan cuaca terdingin dalam 10 tahun terakhir.
Menurut Jonathan Erdman, ahli meteorologi dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), musim dingin ekstrem juga berpotensi dialami kawasan utara Benua Amerika karena dipengaruhi kondisi La Nina di Samudra Pasifik dekat ekuator.
Menurut Mike Halpert dari NOAA, kejadian oskilasi kutub utara yang kuat biasanya berlangsung selama dua minggu. Adapun kondisi dua minggu setelahnya masih sulit diprediksi.