Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, 96 Imigran Gelap Timteng Diamankan

Kompas.com - 06/02/2012, 04:19 WIB

Tasikmalaya, Kompas - Kepolisian Resor Tasikmalaya menggagalkan pemberangkatan 96 imigran gelap asal Timur Tengah yang hendak pergi ke Australia dari Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (4/2). Kawasan pantai selatan Jabar menjadi basis pemberangkatan imigran gelap.

”Sebanyak 47 imigran berhasil kami tangkap dalam bus sebelum mereka ke laut, sedangkan 49 imigran lainnya diselamatkan dari laut saat perahu yang mereka tumpangi bocor. Mereka lolos saat kami melakukan operasi gabungan di jalan raya,” kata Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Irman Sugema di Tasikmalaya, Minggu (5/2).

Kasus ini menambah daftar panjang pengiriman imigran gelap asal Timur Tengah dari Jabar ke Australia. Berdasarkan data Kepolisian Daerah Jabar, peristiwa ini yang ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir di pantai selatan Jabar. Pada Oktober 2011, digagalkan 44 imigran melalui Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, menuju Australia.

Sebulan kemudian, 45 imigran mencoba pergi melalui perairan Kalipucang, Kabupaten Ciamis. Sebanyak delapan orang meninggal karena tenggelam setelah perahu kayu yang mereka tumpangi karam. Mereka datang dari negaranya menggunakan pesawat turun di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta lalu menggunakan bus ke pantai selatan Jawa.

Dalam semua pemberangkatan, imigran gelap biasanya berasal dari Pakistan, Iran, dan Afganistan. Mereka naik perahu kayu sewaan yang selalu diisi melebihi kapasitas. Biaya yang dikeluarkan imigran menuju Australia sekitar 3.500-5.000 dollar AS per orang.

Irman mengatakan, polisi kini memeriksa beberapa pihak untuk mencari dalang di balik semua ini. Selain imigran gelap, diperiksa juga 2 anak buah kapal, 6 pendamping imigran, serta sopir dan kondektur bus. Polisi menelusuri kemungkinan adanya jaringan mafia di balik pengiriman manusia ilegal ini.

Asep Nurdin (35), nelayan di Cipatujah, mengatakan, ada beberapa pendaratan nelayan tradisional yang jarang dikunjungi polisi. Lokasi itu yang dijadikan tempat pemberangkatan.

Staf Bidang Pengawasan di Kantor Keimigrasian Tasikmalaya, Teguh, mengatakan, sejauh ini 96 imigran yang diamankan polisi cukup kooperatif. Selama empat hari ke depan, semua imigran akan ditampung, sementara menunggu penyelesaian administrasi dari Direktorat Jenderal Keimigrasian Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Muhammad Hadi (21), imigran asal Afganistan, tidak mau pulang kembali ke negaranya. Kerusuhan dan kekerasan yang marak terjadi di Afganistan menjadi penyebab utamanya ingin pergi dari tanah kelahirannya itu. ”Australia bisa menjadi tanah harapan bagi saya dan keluarga. Lebih baik mati di sini daripada pulang ke Afganistan,” katanya. (CHE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com