Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Tak Disarankan Gunakan Rem Pantek

Kompas.com - 03/02/2012, 21:57 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Rem bus Maju Jaya yang masuk ke jurang di Desa Sukajadi, Wado, Kabupaten Sumedang, menggunakan rem pantek, yang dicurigai tidak berfungsi. Penggunaan rem pantek untuk kendaraan sebetulnya tidak disarankan, bukan saja karena kualitasnya, tapi potensi bahaya bagi pengemudi.

Hal itu diutarakan pengajar dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, Indra Nurhadi, Jumat (3/2/2012), di Bandung.

Ia menjelaskan, rem pantek atau mengganti kanvas rem yang sudah habis dengan ditempel kanvas rem baru produksi pihak ketiga, memiliki lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan.

Keuntungan yang didapatkan pemilik bus adalah mengeluarkan uang lebih sedikit, karena tidak perlu membeli rumah rem yang biasanya harus dibeli satu set sewaktu mengganti kanvas rem.

Namun, kanvas rem seperti itu tidak seawet kanvas buatan produsen suku cadang asli, dan umumnya hanya bertahan tiga bulan sampai lima bulan.

Indra menyebutkan, bahaya yang harus diwaspadai sebetulnya adalah kanvas produksi pihak ketiga itu belum melewati sertifikasi sehingga tidak jelas komposisinya.

Ia pun menerangkan, kanvas rem terdiri atas bahan pelekat ke rumah rem, bahan yang bisa menimbulkan gesekan agar meredam laju roda yang berputar kencang, bahan abrasif atau bekerja layaknya amplas yang menjaga agar tidak ada karat yang mengganggu kerja rem. Bahan terakhir adalah isi dari kanvas.

Empat komponen itu bisa dibuat dari berbagai bahan dan sebuah kanvas rem terdiri atas kombinasi bahan-bahan tersebut.

Produsen pihak ketiga itulah yang membuat Indra khawatir karena tidak pernah mencantumkan komposisinya sehingga tidak diketahui tabiat dari kanvas tersebut.

Menurut Indra, bila tabiat tidak diketahui, bisa saja sopir terlambat mengantisipasi kanvas tersebut ternyata kehilangan daya cengkeram, bila sering digunakan karena panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com