PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kantor Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Jawa Tengah meminta pemerintah mewaspadai gejala cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini karena dapat memicu lonjakan inflasi. Selama ini, kelompok bahan makanan selalu menjadi pendorong inflasi di salah satu wilayah sentra pertanian tersebut.
"Cuaca ekstrem jelas dapat memicu kegagalan panen yang pada akhirnya menyebabkan lonjakan harga pangan. Ini sudah ditunjukkan inflasi Januari di Banyumas yang mencapai 0,9 persen jauh di atas bulan Desember sekitar 0,1 persen," ujar pemimpin BI Purwokerto, Dudi Herawadi, Jumat (3/2).
Dari survei yang dilakukan BI, inflasi di tahun 2012 di wilayah Purwokerto masih akan dipengaruhi komoditas pangan khususnya beras. Selain itu, Dudi juga mengingatkan faktor lain terutama rencana kenaikan BBM dan tarif dasar listrik.
"Apapun pilihannya, jelas bahwa kenaikan harga BBM atau pun pembatasan BBM akan meningkatkan inflasi. Apalagi, tingkat pendapatan masyarakat juga tidak naik secara signifikan," jelas Dudi.
BI Purwokerto menargetkan inflasi wilayah eks Karesidenan Banyumas pada 2012 sekitar 4,6 persen. Angka ini masih lebih rendah dari perkiraan inflasi nasional, yang mencapai di atas 5 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.