Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Kembar Menderita Lumpuh Layu

Kompas.com - 03/02/2012, 05:43 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com — Remaja kembar, Renda Laksono (19) dan Rendi Laksono (19), warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sudah bertahun-tahun hanya dapat tidur di kamar rumahnya. Sejak umur 5 tahun, kedua remaja kembar anak pasangan Isroi (46) dan Mukaromah itu menderita lumpuh layu.

Orangtuanya sebenarnya telah berupaya memeriksakan penyakit kedua remaja ini ke petugas medis. Namun, karena biaya yang terbatas, pengobatannya sekarang terhenti.

Menurut Ny Juminatun (43), bibi Renda Laksono, remaja kembar tersebut pernah diperiksakan ke dokter. Oleh petugas medis, kedua anak kembar itu dinyatakan menderita penyakit saraf tulang. Akibatnya, sejak anak-anak, keduanya sudah mengalami kelumpuhan dan hanya dapat tidur-tiduran di kamar rumahnya. Masa kanak-kanak keduanya juga banyak dihabiskan di dalam kamar itu.

"Biaya berobatnya sudah menghabiskan jutaan, tapi belum sembuh juga," ujarnya.

Terpaksa, karena sudah putus asa, pengobatan selama ini hanya mengandalkan pengobatan alternatif ke sejumlah tempat. Sejauh ini orangtuanya masih belum mengurus Jamkesda ataupun Jamkesmas.

Juminatun menyebutkan, orangtua Renda belum mengurus Jamkesda dan Jamkesmas karena telah diberi tahu pamong bahwa jika rumahnya sudah berlantai keramik dengan dinding tembok, maka ia tidak akan mendapatkan bantuan. Dia mengakui, rumah keluarga Isroi memang telah berlantai keramik dengan dinding tembok. Namun, keluarga itu hanya bekerja dari bermacam pekerjaan serabutan.

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (Ketua DKR) Jatim Arief Witanto berharap, petugas kesehatan bersikap proaktif terhadap penderitaan Renda dan Rendi Laksono yang menderita lumpuh layu. Terlebih lagi, keluarganya tergolong tidak mendapatkan penghasilan tetap.

Terkait masalah lantai keramik, Arief mengatakan bahwa hal itu seharusnya bukan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mengurus Jamkesda atau Jamkesmas. Masalahnya, verifikasi petugas lapangan tidak hanya memperhatikan lantai keramik dan dinding tembok, tetapi juga memperhitungkan penghasilan keluarga.

"Verifikasi penerima Jamkesda dan Jamkesmas harus direvisi agar tidak menyulitkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan gratis. Meski rumah telah berlantai keramik dan dinding tembok, jika tidak mendapatkan penghasilan tetap, maka seharusnya tetap mendapatkan," ungkap Arief. (Didik Mashudi/Ian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com