Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman Salvador Dali, Gila atau Jenius?

Kompas.com - 30/01/2012, 20:16 WIB

KOMPAS.com - Nama Salvador Dali sudah saya kenal sejak kecil. Kumis aneh dan uniknya, hasil karyanya yang selalu membuat jidat berkerut, mulut antara terbuka dan berdecak, membuat saya pengagum berat seniman asal Spanyol ini. Ide yang disalurkan menjadi olahan seni melalui tangannya yang mencengangkan kerap membikin orang menganggapnya setengah gila.

Benarkah dirinya gila seperti yang digosipkan banyak kalangan? Bagi saya, seorang seniman memang seringnya nyerempet ke arah nyentrik. Dari mulai pakaiannya, gaya hidupnya sampai cara bicaranya pun kadang unik. Mungkin karena itulah mereka jadi kaya dengan ide cemerlang? Cara pikirannya yang tak hanya hitam putih tapi penuh corak warna yang terbendung dibenak hingga saat tersalurkan  ke dalam sebuah obyek, menghasilkan sebuah karya indah, aneh, unik hingga membingungkan.

Dali bagi saya memiliki semuanya. Paduan antara keindahan dan keajaiban yang membingungkan namun asyik sekali dinikmati antara kenyataan dan khayalan. Tak hanya saya yang dibuat penasaran ingin mengunjungi teater-museum Dali, tapi anak sulung kami, Adam rupanya sudah mengincar sejak rencana awal liburan musim dingin kami. Jadilah dari Barcelona kami menuju Figueres, Spanyol. Hanya satu setengah jam atau sekitar 130 km. Kota ini juga dekat dari Perancis, dari kota saya Montpellier hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam. Herannya museum Dali dan kota Figueres tak pernah tersirat untuk disinggahi, baru kali itulah kami berkesempatan. Itu pun atas permintaan anak kami.

Teater museum Dali diresmikan bulan September 1974. Teater museum Dali dibangun atas keinginan si seniman surealis itu sendiri. Dimana di kota inilah seniman berkumis  unik yang membuatnya terkenal ke seluruh dunia berkat bulu hitam berdiri melintang di mulutnya itu dilahirkan dan mengembuskan napas terakhirnya.

Teater museum Dali menyajikan sebuah pengalaman unik, memungkinkan kita untuk mengamati  hidup dan menikmati hasil karya dari pemikiran si jenius Salvador Dali. Seniman yang telah dikaruniai darah seni sejak balita dan telah melakukan pameran di usianya yang ke tiga belas tahun dengan mendapatkan pujian dari dua kritikus tersohor, menyatakan mengenai teater museum hasil karyanya.

“Jelas dunia lain itu ada, pasti, tapi seperti yang pernah saya katakan berulang kali, dunia lain tersebut berada di dunia kita, mereka hidup di bumi lebih tepatnya di tengah kubah Museum Dali, di mana adanya dunia baru tak terduga dan luar biasa, dunia surealisme.”

Pernyataan itu membuat dirinya dianggap gila. Memang bila kita mendatangi tempat ini, sulit menangkap sampai dimana titik akhir dari idenya akan tumpul. Mengapa dinamakan teater museum? Karena memang dibangun di sebuah bekas teater yang telah diabaikan akibat termakan api saat perang sipil Spanyol tahun 1939. Adapun Dali merasa bangunan itu mewakili citra dirinya.

Ini alasannya. “Pertama karena saya adalah pelukis amat sangat teater (bersandiwara, berlebihan), kedua karena bangunan teater ini terletak tepat di depan gereja tempat saya dibaptis dan ketiga karena pertama kalinya saya melakukan pameran adalah di salah satu ruangan teater ini saat usia saya tiga belas tahun."

Atusiasnya begitu berapi saat hasratnya untuk menciptakan bangunan untuk menyimpan hasil karyanya disetujui oleh pemerintahan setempat. Selama sepuluh tahun, Dali bekerja, secara fisik dan akal mengumpulkan ide, memperkerjakan kedua tangannya, menghasilkan seni dan merangkai bangunan agar menjadi sebuah monumen spektakuler. Tak sia-sia, salah satu ide gemilangnya yaitu bangunan dengan kubah ditengah ruangan yang memungkinkan melihat langit, menjadi simbol kota Figueres.

Teater museum Dali inilah yang membuat kota kecil itu begitu tersohor. Figueres adalah Dali, begitu orang menyebutnya. Dan memang kesan itulah yang langsung hinggap di hati dan mata. Sampai di Figueres, belum juga sempat memakirkan mobil, sebuah bangunan besar dengan kubah kaca dan telur raksasa berjejer di sepanjang dinding teater museum, menarik perhatian. Ahhh itulah Dali, dirinya memang selalu ingin membuat mata dan mulut manusia memperbicangkan dirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com