Barang di Bangunan Cagar Budaya Tidak Aman

SEMARANG, KOMPAS.com - Pencurian benda di bangunan cagar budaya di Kota Semarang, Jawa Tengah, kini semakin marak. Terakhir, empat bilah dari tujuh bilah salah satu alat gamelan Peking di Gedung Kesenian Sobokartti, Jalan Dr Cipto Semarang diketahui hilang, pekan lalu.

Wakil Ketua Yayasan Sobokartti, Tjahjono Rahardjo, Senin (30/1/2012) menjelaskan, bilah atai wilahan di galeman itu fungsinya penting. Wilahan itu menjadi kunci berfungsi gamelan mengeluarkan bunyi atau nada sesuai dengan laras. Nilai ke empat wilahan yang hilang itu sekitar Rp 2,5 juta.

"Bagi Sobokartti, bukan nilai dari wilahan yang hilang itu. Tapi unsur keaslian dan sejarah perangkat gamelan itu punya nilai tinggi karena gamelan yang wilahannya diambil itu sudah berumur 30 tahun," kata Tjahjono.

Hilangnya empat bilah alat gamelan itu, pihaknya belum merencanakan untuk mencari atau memesan bilah baru. pasalnya, bilah yang hilang itu terbuat dari perunggu, kemungkinan kalau pesan dengan bahan dan model yang sama, tentunya biayanya tidak sedikit.

Meski ada bilah alat gamelan yang hilang, kegiatan kesenian yakni tarian dan pentas seni wayang yang menggunakan iringan alat gamelan akan tetap berlangsung sesuai jadwal, baiknitu latihan maupun pentas terbuka umtuk umum di Gedung Kesenian Sobokartti yang dibangun sejak 1930-an.

Kasus hilangnya barang berharga di bangunan cagar budaya di Kota Semarang juga dialami Gedung Lawang Sewu, Semarang. Sejumlah gerendel pintu dan ornamen kaca patri yang punya nilai artistik tinggi juga diketahui hilang pada tahun lalu saat akan dilakukan restorasi Gedung Lawang Sewu yang menjadi ikon Kota Semarang.